Kuriding, Alat Musik Khas Suku Banjar di Kalimantan

3980
Kuriding
Foto: auralarchipelago.com

1001indonesia.net – Kuriding atau gurinding adalah alat musik tradisional suku Banjar, Kalimantan Selatan. Meski berukuran kecil, alat musik ini dapat mengeluarkan bunyi yang nyaring dan merdu.

Kuriding berukuran panjang sekitar 15 sentimeter dan lebar 1,5 sentimeter. Alat musik ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam merupakan bagian yang ditempelkan di mulut ketika dibunyikan. Sedangkan bagian luar adalah yang menghadap ke luar.

Kuriding bisa dibuat dari pelepah enau, bambu, ataupun kayu. Bentuknya persegi panjang. Kedua ujungnya dibuat bulat. Selain untuk memperindah, bentuk bulat pada ujung kurinding juga berfungsi sebagai pengaman agar tidak melukai mulut saat dimainkan.

Pada badan kurinding terdapat alat getar, yakni tali yang terbuat dari serat pohon kayu atau senar. Alat getar tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan (ilat) dan bagian kiri (butuh). Pada ujung kanan dan kiri terdapat lubang untuk meletakkan tali (tarikan) yang terhubung dengan alat getar.

Alat musik ini dimainkan dengan cara ditempelkan di bibir sambil menarik gagang tali getar yang akan menghasilkan bunyi. Dengan ritme tertentu, bunyi yang dihasilkan akan terdengar sangat indah dan merdu.

Menurut kisah turun-temurun masyarakat suku Banjar, konon kuriding adalah milik seekor macan di suatu hutan. Suatu ketika, sang macan meminta anaknya untuk memainkan kuriding.

Namun, sang anak justru mati karena tenggorokannya tertusuk alat musik tersebut. Akibatnya sang macan mewanti-wanti agar anak keturunannya tidak lagi memainkan kuriding.

Dalam perkembangannya, kisah itu menjadi dasar mitos masyarakat Banjar bahwa membunyikan kuriding dapat menjadi alat ampuh untuk mengusir macan. Selain itu, mereka juga menggantungkan atau meletakkan alat musik di atas tempat tidur anak-anak mereka.

Kini alat musik asli masyarakat suku Banjar ini semakin jarang terdengar. Sedikit sekali orang yang memainkan kuriding. Hal ini mungkin disebabkan karena susah membuatnya dan susah pula memainkannya.

Meski demikian, sudah ada upaya untuk mengenalkan kembali alat musik tradisional ini, seperti yang dilakukan oleh Mukhlis Maman. Budayawan asal Banjarmasin itu aktif membuat, memainkan, mengajarkan dan mempublikasikan alat musik unik ini.

Selain kuriding di Kalimantan Selatan, beberapa daerah di Indonesia juga memiliki alat musik sejenis. Sebut saja di Bali ada alat musik yang disebut genggong. Di daerah Jawa Barat ada karinding, sedangkan di Daerah Istimewa Yogjakarta ada alat musik rinding.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

four × 4 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.