Kampung Adat Todo, Peradaban Minangkabau di Flores Barat

1770
Situs Kampung Adat Todo
Situs Kampung Adat Todo (Foto: BPCB Bali)

1001indonesia.net – Di Pulau Flores, terdapat beberapa kampung tua berusia ratusan hingga ribuan tahun. Salah satu dari sekian perkampungan tradisional itu adalah Kampung Adat Todo yang dulunya merupakan pusat Kerajaan Manggarai.

Dalam berbagai kisah mengenai Kerajaan Manggarai, baik lisan maupun tertulis, Kampung adat Todo selalu disebut karena raja-raja pertama di wilayah Manggarai Raya tinggal dan hidup di kampung itu.

Kampung adat ini berada di kawasan Lembah Todo. Akses jalan memasuki kampung berupa susunan batu yang tertata rapi mengelilingi halaman kampung. Jalan tersebut juga merupakan akses untuk menuju ke Niang Mbowang (Bangunan Induk).

Di depan halaman kampung, terdapat lima buah meriam berjejer. Diperkirakan meriam Belanda.

Meriam di jalan masuk menuju Kampung Adat Todo. (Foto: Markus Makur/Kompas.com)

Pada halaman kampung terdapat compang (tempat persembahan) berbentuk persegi empat yang terletak dalam satu garis lurus dengan akses jalan untuk memasuki Kampung Todo.

Pada bagian atas compang terdapat delapan buah makam tokoh-tokoh adat terdahulu. Selain itu juga terdapat beberapa menhir di halaman kampung. Pada sisi utara compang terdapat makam Dalu Todo (jabatan setingkat di bawah raja) dengan nisan berbentuk salib.

Rumah di Kampung Adat Togo dengan atap unik berbentuk kerucut. (Foto: Pedomanwisata.com)

Seperti yang dilansir situs BPCB Bali, salah satu ciri khas Kampung Adat Todo adalah Niang Todo, yakni sebuah rumah panggung dengan bentuk bundar dengan atap jerami berbentuk kerucut. Diketahui bangunan ini merupakan istana raja Todo terdahulu.

Bentuk arsitektur Niang Todo hampir sama seperti rumah adat Manggarai pada umumnya, yaitu beratapkan ijuk yang berbentuk kerucut dengan rangka kayu dan bambu. Jika kerucut dibuka, akan tampak kerangkanya yang mirip seperti jaring laba-laba. Rumah adat Todo ini diketahui merupakan rumah adat tertua di Kabupaten Manggarai.

Selain bangunan rumah adat induk, juga terdapat empat buah bangunan rumah adat lainnya. Bentuknya menyerupai bangunan induk, hanya saja dengan ukuran yang lebih kecil. Keempat bangunan tersebut merupakan bangunan rumah adat yang baru dibangun untuk melengkapi keberadaan bangunan Induk.

Dua buah rumah adat terletak di sisi timur bangunan induk, yakni Niang Rato dan Niang Lodok. Dua rumah adat lainnya terletak di sisi barat bangunan induk, yakni Niang Wa/Keka dan Niang Teruk. Sementara pada sisi depan bangunan induk yang lurus dengan compang terdapat Waruga (tempat untuk musyawarah).

Baca juga: Kampung Adat Wologai, Pesona Kampung Adat Berusia 800 Tahun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

four − 3 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.