1001indonesia.net – Salah satu permainan tradisional yang masih populer di Kepulauan Riau adalah gasing. Gasing Kepri bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (WBTB) oleh pemerintah pada 2016.
Gasing ditemukan juga di daerah-daerah lain dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Gasing merupakan salah satu permainan tertua di dunia.
Di Kepulauan Riau, gasing sudah ada sejak sebelum penjajahan Belanda dan masih banyak dimainkan hingga sekarang. Di kota Batam, gasing sering dimainkan saat acara adat seperti Kenduri Seni Melayu.
Dilansir dari laman Pesona Indonesia, secara umum gasing Kepri terdiri dari bagian kepala, bagian badan dan bagian kaki (paksi). Namun, bentuknya beragam. Ada yang bulat lonjong. Ada yang berbentuk seperti jantung, kerucut, silinder, dan piring terbang.
Gasing Kepri terbuat dari kayu bertekstur keras, seperti kayu nangka, kayu jambu, kayu stigi, kayu asam, hingga kayu jati. Kayu tersebut kemudian dibentuk menggunakan benda tajam seperti golok, pisau, alat pahat, hingga alat serutan kayu.
Permainan ini dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Biasanya, gasing dimainkan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar. Permainan ini juga sering diperlombakan, baik secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi.
Di Natuna, permainan gasing dilakukan dengan cara diputar kemudian diletakkan di atas kaca berukuran 40 x 40 cm. Di dalam pertandingan, pemenangnya adalah yang paling lama bertahan.
Sementara di Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Karimun, cara memainkannya dengan memutar gasing tanpa menggunakan alas atau langsung di tanah. Gasing yang kalah adalah yang dipangkah (ditendang) oleh gasing lawan.
Baca juga: Banga, Penggunaan Kemiri dalam Permainan Tradisional Anak Manggarai