Cerita Rakyat Nusantara, Pembelajaran Moral Melalui Kisah Kehidupan

11589
Cerita Rakyat Nusantara, Pembelajaran Moral Melalui Kisah Kehidupan
Cerita Rakyat Sangkuriang (anakcemerlang.com)

1001indonesia.net – Nusantara kaya akan cerita rakyat yang dituangkan baik dalam bahasa Melayu maupun dalam bahasa-bahasa Nusantara lain. Cerita rakyat ini mencerminkan pola interaksi antarmanusia serta proses pengajaran moral. Kisah-kisah seperti Ande-ande Lumut, Malin Kundang, ataupun Sangkuriang adalah contoh dari sekian banyak cerita rakyat yang ada di Nusantara.

Secara umum, cerita rakyat berfungsi sebagai pembelajaran moral kepada anak-anak. Dengan model cerita yang menarik dan dapat dinikmati oleh anak-anak, nilai moral akan lebih mudah dipahami dan lebih mengakar pada jiwa anak-anak. Nilai moral dibangun dari mengenal karakter dalam cerita, alur cerita, juga kesimpulan di akhir cerita. Dengan mengikuti ini, anak-anak akan mengerti mengapa manusia tidak boleh berlaku rakus, atau, mengapa sikap hormat terhadap orang lain sedemikian mendasar dalam hubungan antarmanusia.

Zaman dulu, saat TV atau bahkan radio belum ada, kegiatan mendongeng atau menuturkan cerita oleh orangtua atau kakek-nenek kepada anak-anak merupakan kegiatan rutin, terutama saat menjelang tidur. Dengan tuturan yang sering diselingi dengan lagu itu, anak-anak akan larut ke dalam cerita yang disampaikan. Bermainlah cerita tersebut dalam imajinasi mereka. Itu sebabnya, biasanya anak-anak yang sering didongengi akan memiliki imajinasi yang lebih luas dan kaya ketimbang yang tidak. Imajinasi berperan sangat penting bagi kehidupan manusia, bahkan lebih penting dari ilmu pengetahuan. Albert Einstein mengungkapkan:

Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited to all we now know and understand, while imagination embraces the entire world, and all there ever will be to know and understand.

Selain pembelajaran moral, cerita rakyat juga berperan dalam memperluas pengetahuan anak-anak. Cerita mengenai tempat seperti Asal Mula Danau Maninjau atau Lara Jonggrang membawa pendengar pada pengenalan akan tempat, dan juga pengenalan hubungan antarmanusia.

Selain itu, cerita rakyat juga berfungsi untuk memotivasi anak untuk lebih rajin atau lebih berani. Cerita kepahlawanan, seperti Si Pitung (cerita masyarakat Betawi) atau Lamadukelleng (cerita dari Gowa, Sulawesi Selatan), yang berisi tentang perjuangan seorang manusia melawan ketidakadilan, akan memotivasi anak untuk lebih peduli pada nasib sesama dan memiliki semangat juang untuk membela yang lemah.

Singkatnya, cerita-cerita rakyat membentuk cita rasa anak-anak untuk lebih peka terhadap kehidupan, memiliki imajinasi yang kaya, serta memiliki jiwa yang halus/lembut. Dengan demikian, anak-anak tidak akan melihat dunia secara hitam-putih, tidak terburu-buru mengambil kesimpulan sebelum menelaah lebih dalam, lebih peka terhadap keindahan, dan lebih menghargai sesama manusia.

Mengingat pentingnya cerita bagi pendidikan anak, sudah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat untuk menghidupkan kembali cerita rakyat. Saat ini, sudah muncul para pendongeng profesional yang ingin mengangkat kembali budaya mendongeng. Telah terbit juga buku-buku cerita rakyat Nusantara, juga film animasinya. Suatu upaya yang perlu diapresiasi karena dengan demikian cerita-cerita rakyat tersebut tetap bisa dinikmati oleh anak-anak generasi mendatang.

1 Komentar

  1. Mari terus berupaya mengembangkan cerita rakyat untuk generasi baru agar kita semakin mengenal dari mana kita berasal dan menghargai negara kita tercinta ini. Thumbs up untuk tulisannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

15 − 8 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.