1001indonesia.net – Candi Bangkal berada di sebelah barat Kali Porong. Secara administratif, candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini terletak di wilayah Dusun Bangkal, Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Bangunan purbakala ini pernah dibahas secara singkat oleh N.J. Krom pada 1923 dalam bukunya Inleiding tot de Hindoe Javaansche Kunst. Keterangan tentang candi ini juga terdapat dalam De Mons terkop in de Hindoe-Javaansche Bouwkunst karya E.B. Vogler. Dalam buku tersebut, Vogler menjelaskan keberadaan candi ini serta membahas kepala kala yang terdapat pada candi tersebut.
Kompleks Candi Bangkal berdiri di atas lahan seluas 1.702 meter persegi. Panjang bangunan candi 10,24 m, lebar 6,25 m, dan tinggi 10,8 m. Terdapat pagar keliling yang terbuat dari bata merah dengan kondisi yang sudah tidak utuh lagi dengan ketinggian 40 cm di kompleks candi ini.
Bangunan candi masih berdiri tegak. Konon, candi ini selamat pernah dari guncangan gempa yang menghancurkan rumah-rumah penduduk sekitar. Diperkirakan, fondasinya yang tersusun dari batu andesit membuat bangunan ini masih tegak berdiri.
Namun, pada beberapa bagian badan candi, ada batu bata yang sudah rontok. Bagian yang paling parah kerusakannya adalah sisi selatan candi dan tangga di depan candi. Meski demikian, tangga tersebut masih bisa dinaiki.
Keistimewaan Candi Bangkal antara lain adalah bentuk denahnya yang tidak biasa. Tangganya berjumlah dua pada kaki candi dan menyatu dengan batur. Pada bagian atas pintu, terdapat 6 buah arca yang terbuat dari batu andesit dan menempel di tiap sisi candi.
Satu buah arca Batara Kala besar menempel di atas pintu masuk. Lalu, di kanan dan kiri pintu serta sisi belakang terdapat arca dengan ukuran lebih kecil dari Batara Kala.
Ragam hias yang ada di candi ini berada di bagian kakinya, bagian penampil candi dekat tangga, dan di bagian badannya. Ragam hias berupa hiasan motif tapak dara, motif kerang, motif sulur-suluran, serta motif guirlande.
Di bagian depan candi terdapat tumpukan batu bata merah berbentuk persegi. Diperkirakan bangunan tersebut dulunya merupakan altar pembuka dari candi utama. Pada bagian paling depan, terdapat sisa pondasi bangunan pagar lengkap dengan sisa pintu gerbang yang sudah hancur dan tersisa bagian kakinya saja.
Di sisi utara bangunan candi terdapat tiga makam tokoh yang dihormati masyarakat setempat. Ketiga tokoh itu disebut masyarakat sebagai satu keluarga yang membuka daerah tersebut. Selain makam, terdapat sebuah pendopo terbuka dan satu ruangan tertutup sebagai tempat meletakkan peralatan mengurus jenazah.