1001indonesia.net – Ki Asep Sunandar Sunarya adalah seorang maestro dalang wayang golek. Kreativitasnya dalam menciptakan Si Cepot yang bisa manggut-manggut membuat wayang golek menjadi sangat populer. Ia berjasa besar dalam memopulerkan wayang golek sampai ke mancanegara. Atas dedikasinya dan kepiawaiannya dalam mendalang, Ki Asep banyak mendapat penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Ki Asep Sunandar Sunarya lahir di Bandung, Jawa Barat pada 3 September 1955. Lahir dari keturunan dalang menempanya menjadi seorang dalang profesional. Perjalanannya menjadi dalang tidaklah mudah.
Pada awal kariernya, ia sering mendapat kritikan pedas dari berbagai kalangan. Bahkan ayahnya yang juga seorang dalang wayang golek terkenal selalu mengkritik penampilannya. Namun, ia jadikan kritikan tersebut sebagai cambuk untuk meningkatkan kualitas dirinya dan lebih kreatif melakukan inovasi dalam setiap penampilannya.
Saat masa kecilnya, dalang yang bernama kecil Asep Sukana ini tidak diasuh oleh orangtua kandungnya, melainkan oleh bibinya yang tidak mempunyai anak. Ia baru mengetahui siapa orangtua kandungnya saat ia menginjak usia 16 tahun. Meski demikian, anak ketujuh dari 13 bersaudara ini sudah terlihat mewarisi darah seni dari ayahnya.
Minatnya pada wayang golek sudah tumbuh sejak usia 7 tahun. Saat itu, ia hobi membuat wayang dari ranting-ranting, tanah liat, dan batang daun singkong. Lalu, ia mainkan wayang-wayang buatannya itu. Kala itu, pertunjukan wayang golek masih populer di kalangan masyarakat Jawa Barat. Belum ada kesenian lain yang menjadi pesaingnya.
Kecintaannya terhadap wayang golek yang mendarah daging ditambah bimbingan ayah kandungnya mengantarkan dirinya menjadi seorang dalang wayang golek terkenal. Ki Asep Sunandar Sunarya dikenal sebagai dalang yang kreatif dan banyak melakukan inovasi sehingga pertunjukan wayang goleknya terasa lebih hidup. Ia adalah dalang wayang golek yang paling sukses pada masanya.
Banyolan Si Cepot menjadi ciri khasnya dan bahkan kemudian menjadi trend setter dalam dunia wayang golek. Melalui Si Cepot, Ki Asep Sunandar Sunarya juga memasukkan unsur-unsur keislaman dalam pertunjukannya. Dakwah yang ia lakukan melalui wayang golek tersebut membuat ia mendapat gelar Kiai Haji (KH).
Jasa yang sangat besar dari Ki Asep Sunandar Sunarya adalah membawa wayang golek melanglang buana. Selama hidupnya, ia sering memimpin pertunjukan wayang golek di mancanegara, baik di negara-negara Eropa, Asia, Amerika, bahkan di Afrika. Ia adalah dalang wayang golek yang paling banyak menggelar pertunjukan di luar negeri.
Bahkan ia mendapat pengakuan dari salah satu perguruan tinggi di Prancis. Ia diminta menjadi dosen luar biasa oleh Institut International De La Marionnette di Charleville, Prancis, selama 2 bulan, dan diberi gelar profesor oleh institut tersebut.
Ki Asep Sunandar Sunarya meninggal pada Senin, 31 Maret 2014 akibat serangan jantung. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Kepiawaiannya dan kreativitasnya dalam mendalang wayang golek sangat sulit untuk dicari penggantinya.