1001indonesia.net – Di Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY, berdiri Candi Banyunibo yang bercorak agama Buddha, ditandai dengan bentuk khas bingkai padma di atapnya dan hiasan stupika (stupa kecil) di bagian puncaknya.
Bagian pintu candi ini memiliki relief unik bergambar Hariti, dewi pelindung anak-anak, yang tengah duduk bersila diapit dua burung merak dan dikelilingi anak-anak. Candi Banyunibo dibangun sekitar abad ke-9, yaitu pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.
Setelah terbenam selama ratusan tahun, candi ini ditemukan pada 1942. Bangunan candi kemudian berhasil dipugar secara intensif hingga tahun 1978. Candi ini masih termasuk satu kompleks dengan Candi Ratu Boko, Candi Barong, dan Candi Ijo.
Candi Banyunibo berdiri di sebuah lembah sempit, dikelilingi oleh hamparan sawah sejauh dua kilometer. Letaknya sekitar dua kilometer dari Candi Ratu Boko. Lebih jauh di sisi utaranya merupakan Candi Prambanan. Sedangkan di selatannya terdapat perbukitan Gunung Sewu.
Baca juga: Gugus Candi Prambanan, Mahakarya Peradaban Hindu di Indonesia
Beberapa meter di sebelah selatan kompleks Banyunibo, tengah dilakukan proses ekskavasi untuk mengungkap candi-candi lain yang masih terpendam. Candi-candi baru itu ditemukan pada Desember 2018 lalu. Terlihat susunan batu-batu yang mencirikan fondasi sebuah candi yang lebih besar ukurannya dibandingkan Candi Banyunibo.
Sebagai destinasi wisata sejarah, candi ini kerap didatangi pengunjung, meski belum bisa dikatakan ramai. Tak sekadar menampilkan sebuah monumen sejarah, di sekitar candi juga terdapat pengalaman alam yang indah; menjadikan tempat ini cocok untuk sekadar bersantai dan menyegarkan pikiran sembari mengagumi kebesaran peradaban di masa silam.
Baca juga: Pesona Candi-candi di Kabupaten Sleman
