1001indonesia.net – Mamapas Lewu merupakan ritual yang dijalankan masyarakat Dayak pemeluk agama Kaharingan sebagai sarana membersihkan wilayah dari berbagai sengketa, marabahaya, sial, dan wabah penyakit. Mamapas Lewu berasal dari kata mamapas yang berarti menyapu, dan lewu yang artinya tempat tinggal.
Dengan kata lain, ritual ini merupakan upacara bersih desa yang fungsinya sebagai tolak bala. Mamapas Lewu digelar untuk memulihkan keseimbangan dan keharmonisan hubungan manusia dengan alam sekitar sehingga warga setempat terhindar dari marabahaya dan malapetaka.
Selain itu, pelaksanaan upacara adat bersih desa ini juga merupakan upaya mewujudkan keharmonisan hubungan antara sesama manusia sesuai dengan falsafah rumah betang. Acara ini menjadi sarana untuk menjalin silaturahmi antarwarga sekaligus merupakan perwujudan dari kerukunan antarumat beragama.
Baca juga: Tjilik Riwut, Palangkaraya sebagai Rumah Betang
Biasanya ritual ini dilaksanakan dengan mengikutsertakan para tokoh dan pemeluk agama lain. Upacara Mamapas Lewu dilaksanakan masyarakat Dayak secara kolektif. Persiapannya dilakukan secara bergotong royong, dan pembiayaannya ditanggung bersama.
Pelaksanaan upacara adat ini dipimpin oleh para basir/balian, yaitu orang tertentu yang mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan roh-roh gaib penjaga alam menggunakan bahasa Sangiang.
Dalam ritual ini, para basir berkeliling sembari membaca doa-doa dengan diiringi tabuhan katambung dan lantunan musik tradisional Kaharingan.
Baca juga: Ritual Balala’, Kearifan Lokal Masyarakat Dayak untuk Menepis Wabah