1001indonesia.net – Pulau Lombok dan Kepualauan Gili, Nusa Tenggara Barat, memiliki alat transportasi tradisional yang ditarik kuda. Bentuknya mirip dengan delman atau andong. Namanya Cidomo.
Meski sama-sama ditarik oleh kuda, ada perbedaan antara delman dan cidomo. Jika delman menggunakan roda kayu yang berukuran besar, cidomo menggunakan roda mobil dengan ukuran yang lebih kecil.
Selain itu, letak tempat duduk kusirnya juga berbeda. Jika tempat duduk kusir delman berada di depan, biasanya tempat duduk kusir cidomo menjadi satu dengan penumpangnya.
Nama cidomo sendiri merupakan akronim dari cikar, dokar, dan mobil (montor dalam bahasa Sasak), yang merujuk pada bentuknya serta fungsinya. Cikar karena fungsinya sebagai transportasi darat. Dokar karena ditarik oleh kuda. Adapun mobil karena ban yang digunakan adalah ban mobil.
Tidak diketahui kapan pastinya cidomo pertama kali muncul di Lombok. Konon dulunya kendaraan ini digunakan untuk mengangkut barang.
Seiring berlalunya waktu, cidomo kini lebih banyak dialihfungsikan sebagai transportasi wisata untuk menyusuri setiap sudut tempat wisata di Lombok. Berkeliling dengan Cidomo sambil menikmati keindahan alam Lombok tentu menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Alat transportasi tradisional ini biasanya berwarna cerah. Sering kali dihiasi dengan banyak jumbai, dilengkapi lonceng, dan menggunakan ban berisi udara. Kapasitas kendaraan biasanya empat orang.
Di Kepulauan Gili yang tidak memperbolehkan penggunaan sepeda motor, kendaraan ini menjadi alat transportasi paling umum.
Baca juga: Angkutan Umum di Jakarta dari Masa ke Masa