1001indonesia.net – Nyorog merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadhan yang dilakukan mayarakat Betawi. Tujuan dari tradisi itu adalah untuk pengingat bahwa sebentar lagi bulan suci Ramadan akan tiba. Tradisi itu juga berfungsi untuk saling memaafkan dan sebagai ajang untuk menjalin tali silaturahmi.
Umumnya nyorog dilakukan dari keluarga yang paling muda dengan mendatangi tokoh-tokoh atau keluarganya yang lebih tua. Mereka yang datang biasanya membawa bingkisan berupa sembilan bahan pokok ataupun bahan makanan mentah lainnya, seperti ikan dan daging. Terkadang bingkisan yang dibawa berupa makanan khas Betawi yang dimasukkan ke dalam rantang, misalnya sayur gabus pucung.
Tradisi itu sebenarnya tak hanya melulu dilakukan menjelang memasuki bulan suci Ramadan tiba. Nyorog juga biasa dilakukan dalam acara pernikahan adat Betawi. Tepatnya ketika sebelum lamaran, pihak keluarga mempelai laki-laki mendatangi keluarga mempelai perempuan lebih dulu dengan membawa sorogan atau bahan makanan disertai bingkisan.
Saat ini, tradisi nyorog untuk menyambut bulan puasa belakangan kian langka. Meskipun istilah “nyorog” sudah mulai menghilang, namun kebiasaan mengirim bingkisan sampai sekarang masih dilakukan masyarakat Betawi.
Baca juga: Munggahan, Tradisi Masyarakat Sunda Menyambut Puasa Ramadhan