1001indonesia.net – Selain panorama alamnya yang sangat indah, Bukittinggi juga terkenal akan sajian khasnya. Secara umum, makanan khas Bukittinggi tidak berbeda dengan daerah lain di Sumatra Barat, baik makanan ataupun minumannya.
Namun, ada sajian khas yang paling banyak ditemui di daerah Bukittinggi daripada jenis masakan lainnya. Berikut beberapa di antaranya.
Nasi Kapau
Makanan khas Bukittinggi ini sama dengan nasi padang pada umumnya. Hanya saja nasi kapau ini adalah masakan minang yang dimasak oleh orang-orang Kapau. Kapau sendiri adalah sebuah nagari yang berada di pinggir kota Bukittinggi.
Seperti yang dilansir detik.com, hanya orang-orang dari Nagari Kapau yang bisa membuat nasi kapau yang enak. Tidak sembarang orang tahu racikan asli bumbu khas Kapau. Setiap keluarga punya komposisi sendiri yang dirahasiakan secara turun-temurun.
Kuliner kapau ibarat nasi ramesnya Minangkabau. Sajian khas ini berbeda dengan nasi padang dan nasi ampera. Nasi Kapau memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah rumah makannya yang selalu menyajikan menu makanannya di dalam panci besar yang disusun bertingkat.
Ketika melayani pembeli, penjaja menggunakan sendok bertangkai panjang dari tempurung kelapa untuk mengambil menu makanan ke piring makan pembeli. Seperti rumah makan padang, menu makanan yang ditawarkan rumah makan nasi kapau juga sangat beragam, bisa 15-20 jenis.
Gulai sayur menjadi ciri khasnya kuliner nasi kapau. Gulai ini terdiri dari potongan besar-besar cubadak (nangka), rebung, kol, pakis, kacang panjang, dan terkadang ada jengkol. Lauk khasnya tambusu, campuran telur ayam dan tahu yang dimasukkan ke usus 12 jari sapi.
Nasi yang digunakan berasal dari beras yang bermutu tinggi. Beras itu berasal dari Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Untuk lauk pauk, pilihannya berupa gulai ikan, dendeng, tambusu, ayam rendang, kalio, gulai kulit dan lain sebagainya.
Cara penyajiannya, nasi dan lauknya disiram dengan kuah gulai, potongan dendeng, berbagai jenis sambal baik samba lado merah, samba lado hijau teri, dan juga gulai sayur.
Baca juga: Rendang, Olahan Kelapa Khas Nusantara
Itiek Lado Mudo
Itiek lado mudo atau bebek cabai hijau adalah masakan khas Nagari Sianok dan Koto Gadang yang berada di kawasan lembah Ngarai Sianok Bukittinggi. Rasanya yang pedas dan gurih bikin ketagihan.
Itiek atau bebek dimasak dengan cabe hijau muda yang diberi bumbu seperti halnya bumbu gulai yang lengkap. Itiek lado mudo bisa dimasak menggunakan santan maupun tidak, tergantung selera.
Saking nikmatnya, makanan khas Bukittinggi ini menjadi santapan favorit para wisatawan yang berkunjung ke Bukittinggi.
Pisang Sapik
Pisang sapik adalah pisang kepok bakar. Cara membuatnya unik. Mula-mula pisang dibakar utuh di atas bara arang batok kelapa. Setelah itu, digencet agar menjadi pipih dan melebar menggunakan alat dari papan yang dilipat.
Pisang lalu diberi unti, yaitu campuran kelapa parut dan gula jawa atau gula dari enau. Panganan ini enak dinikmati saat masih panas.
Karupuak Sanjai
Karupuak sanjai merupakan sajian keripik singkong khas Bukittinggi. Sebutan Sanjai berasal dari nama sebuah jalan atau daerah di bagian utara Kota Bukittinggi. Jalan Sanjai ini terletak di Desa Manggis, Kelurahan Manggis Gantiang Sanjai, Kota Bukittinggi.
Daerah Sanjai sendiri memang dipercaya sebagai daerah asal muasal persebaran industri keripik singkong di Bukittinggi. Warga Sanjai yang pertama kali membuat jenis keripik singkong di daerah sekitar Bukittinggi.
Usaha keripik di Jalan Sanjai ini diperkirakan mulai muncul sekitar tahun 1970-an. Sampai saat ini, warga yang bermukim di sekitar Jalan Sanjai ini rata-rata berprofesi sebagai perajin keripik singkong. Tidak hanya itu,
Karupuak sanjai secara umum terbagi menjadi tiga jenis, tawar tanpa bumbu berwarna putih, asin berwarna kuning, dan berbumbu pedas atau yang populer disebut dengan keripik balado. Di antara ketiga jenis keripik ini, keripik balado adalah jenis yang paling populer dan dianggap paling khas karena rasanya yang pedas manis.
Kerupuk Kuah Mi
Kerupuk leak atau kerupuk siram atau kerupuk kuah mi merupakan kuliner kerupuk yang terbuat dari singkong dan diberi kuah balado atau kuah sate. Menu jajanan pinggir ini banyak disajikan ketika bulan Ramadhan.
Makanan khas Bukittinggi ini menyebar di semua daerah di Sumatra Barat. Tetapi di Bukittinggi, Agam, Payakumbuh, dan Batusangkar, di atas kuah balado atau kuah sate diberi bihun sebagai toping-nya.
Karak Kaliang
Camilan khas Bukittinggi ini juga berasal dari singkong. Bentuknya seperti angka 8 dan berwarna kuning. Rasanya yang gurih dan lezat menjadikannya populer sebagai oleh-oleh khas Sumatra Barat.