1001indonesia.net – Upacara belian merupakan ritual tolak bala yang dilakukan Suku Petalangan di Riau. Upacara adat ini biasanya digelar malam hari di rumah orang yang sakit atau di rumah adat yang besar sehingga dapat menampung banyaknya orang yang menghadiri upacara ini.
Pada umumnya, belian ditujukan untuk mengobati orang sakit, membantu orang hamil yang ditengarai sulit melahirkan, menolak wabah penyakit, serta mengobati luka dari serangan binatang buas. Pengobatan dilakukan oleh seorang kemantan (dukun) dengan menyanyikan suatu mantra untuk memanggil para roh.
Istilah belian berasal dari kata bolian yang berarti persembahan. Dengan demikian, upacara belian dapat diartikan sebagai upacara persembahan kepada Tuhan agar disembuhkan dari penyakit dan dijauhkan dari marabahaya.
Upacara adat belian terdiri dari dua macam, yaitu belian kocik (kecil) atau biaso (biasa) dan belian bose (besar) atau polas (khusus). Belian biaso adalah upacara yang digelar untuk orang hamil yang ditengarai sulit melahirkan, dan untuk orang yang terkena wabah penyakit atau mendapat gangguan binatang buas. Jika upacara belian biaso tidak mampu menyembuhkan penyakit tersebut maka diadakan belian bose atau polas.
Upacara ini diadakan pada malam hari. Malam dianggap waktu yang tepat untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan. Selain itu, pada malam hari biasanya seluruh warga suku dapat berkumpul bersama karena jika siang hari mereka bekerja di hutan.
Upacara ini biasanya digelar di rumah orang yang sakit. Upacara ini juga bisa diadakan di rumah adat yang besar sehingga dapat menampung banyak orang. Pemangku adat dibantu oleh warga akan membuat rumah-rumah kecil di depan rumah yang dijadikan tempat upacara sebagai salah satu syarat upacara.
Upacara belian biasanya dihadiri oleh keluarga dan sanak kerabat yang sakit. Upacara adat ini sendiri bersifat kolektif, melibatkan warga suku secara keseluruhan.
Sampai saat ini, upacara belian masih terpelihara baik, salah satunya di Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau. Desa yang dikenal sebagai Pusat Budaya Petalangan itu merupakan desa wisata. Di sana para pengunjung dapat menyaksikan beragam budaya dan seni asli suku Petalangan.
Baca juga: Talang Mamak, Kisah Pilu Suku Asli Indragiri Hulu