Tenun Sasak, Keindahan Kain Tradisional Masyarakat Lombok

3955
Tenun Sasak
Tenun Sasak (Foto: griyawisata.com)

1001indonesia.net – Kain tenun memiliki posisi yang sangat penting dalam masyarakat adat Sasak. Begitu pentingnya sampai-sampai mereka memiliki pandangan bahwa setiap perempuan Sasak harus pandai menenun atau menyesek. Sayang, desakan tenun dari luar daerah dengan harga yang lebih murah membuat tenun Sasak sulit berkembang.

Bagi masyarakat tradisional Sasak, keterampilan menenun menjadi syarat utama bagi seorang gadis untuk memasuki jenjang pernikahan. Setelah menikah dan mulai membina rumah tangga, perempuan Sasak hanya dibekali alat tenun dan bahan benang. Masyarakat suku Sasak percaya, dengan menenun, kaum perempuan mampu mencapai kemandirian ekonomi. Mereka tidak perlu bergantung pada suami.

Sayangnya, menurut laporan Kompas, kerajinan kain khas Lombok ini kini kian sulit bertahan di tengah produk tenun dari luar daerah yang membanjiri gerai-gerai baik yang berada di kawasan wisata maupun perdagangan. 

Tenun Sasak susah bersaing dengan tenun dari luar daerah karena harganya lebih mahal. Para perajin masih mempertahankan peralatan tradisional, mulai dari alat memintal benang hingga alat tenunnya. Perajin membutuhkan waktu dua minggu hingga sebulan untuk membuat selembar kain, tergantung dari kerumitan motif dan bahan benang. Memang kualitas produk yang dihasilkannya sangat baik, tapi dengan proses produksi yang lama, harganya jadi lebih mahal.

Di sisi lain, wisatawan yang membeli produk kain tenun tidak bisa membedakan antara tenun Sasak dengan tenun daerah lain. Akibatnya tenun Sasak menjadi susah bersaing.

Menyiasati hal ini, ada banyak perajin dan pedagang yang membanting harga tenunnya agar sesuai dengan pasaran. Tentu saja, harga yang rendah ini akhirnya merugikan perajin sendiri. Dengan proses produksi yang memakan waktu lama, pendapatan para perajin menjadi kecil sekali.

Untuk itu, diperlukan upaya untuk mengangkat harkat tenun Sasak. Tenun Sasak perlu diperkenalkan kualitas dan kekhasannya dibanding dengan tenun dari daerah lainnya. Di samping itu, tenun adat Lombok ini juga perlu dikembangkan, baik dari segi bahan benangnya, pewarnanya, maupun motifnya, sehingga mampu bersaing dengan beragam tenun lain. Dengan ini, konsumen akan disadarkan dengan tingginya kualitas tenun Sasak.

Meningkatnya harkat tenun Sasak tentu akan meningkatkan pula kesejahteraan perajinnya. Dengan demikian, keterampilan menenun sebagai jalan perempuan Sasak untuk mandiri secara ekonomi akan tercapai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

four × 2 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.