Roah Segare, Tradisi Nelayan di Pantai Kuranji Lombok Barat

1643
Tradisi Roah Segare
Tradisi Roah Segare masyarakat nelayan Pantai Kuranji, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. (Foto: travel.detik.com)

1001indonesia.net – Masyarakat sepanjang pesisir Pantai Kuranji, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, memiliki cara sendiri dalam memelihara sumber daya laut yang memberi mereka kehidupan. Setahun sekali, mereka melaksanakan tradisi Roah Segare (Ruwatan Laut).

Tradisi itu rutin dilaksanakan masyarakat nelayan di sekitar Desa Kuranji Dalang, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, tepatnya tiap menjelang bulan Mulud (bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW).

Roah Segare diawali dengan pembacaan Barzanji, Selakar, zikir, dan doa, dilanjutkan dengan membawa dulang penamat (sesaji)—yang sudah didoakan—ke tepi pantai untuk kemudian dilarung ke laut.

Sesaji yang dilarung merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat nelayan yang telah dijauhi dari segala musibah dan bencana. Roah Segare merupakan sarana untuk berdoa kepada Tuhan agar nelayan selamat dari bahaya saat melaut.

Oleh leluhur mereka, para nelayan juga diajarkan untuk memelihara laut, tempat kehidupan mereka bergantung. Setelah acara Roah Segare, nelayan tidak boleh melaut atau menangkap ikan selama tiga hari. Jika ini dilanggar, diyakini nelayan akan mendapat bala (bencana).

Namun, pesan yang ingin disampaikan antara lain memberikan kesempatan makhluk hidup di laut beranak-pinak karena akan habis apabila dieksploitasi terus-menerus. Setelah ada jeda, nelayan berharap memiliki harapan dan semangat baru mendapatkan tangkapan.

Roah Segare merupakan kearifan lokal warga yang harus dilestarikan. Tradisi ini mengajarkan kesinambungan ekologi dan menjaga ekosistem pantai agar tetap memberikan berkah dalam kehidupan nelayan.

Tradisi ini juga merupakan wujud kebersamaan dan kekeluargaan bagi nelayan. Hal itu tergambar di akhir acara tersebut berupa acara santap bersama masyarakat dan tamu, yang disebut begibung. Rupa-rupa makanan khas diletakkan dalam nampan dan setiap nampan disantap dua-tiga orang.

Baca juga: Nyalamaq di Lauq, Ritual Selamatan Laut Khas Lombok

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nine − two =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.