1001indonesia.net – Seperti namanya, Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) memuat dokumentasi-dokumentasi tentang kebudayaan dan alam Minangkabau. Umumnya berupa foto-foto lama yang diambil oleh fotografer Belanda.
PDIKM berada di Silaiang Bawah, Padang Panjang. Bangunannya berbentuk rumah gadang (rumah adat Minangkabau). Rumah gadang dari laras Koto Piliang itu memiliki dua anjungan.
Anjungan kanan digunakan sebagai tempat gadis Minangkabau berkegiatan (menyulam dan sebagainya). Sementara anjungan kiri merupakan tempat duduk bagi datuk ketika rapat adat.
Baca juga: Rumah Gadang Minangkabau, Sumatra Barat
Dinding bagian luar rumah gadang ini penuh dengan ukiran-ukiran Minang. Di depannya berdiri empat buah rangkiang (lumbung padi) yang memperindah bangunan rumah gadang.
Keempat rangkiang tersebut memiliki fungsi berbeda-beda yang ditandai jumlah tiangnya. Rangkiang bertiang empat paling kiri (dari arah depan rumah gadang) menyimpan padi untuk acara adat. Sementara rangkiang bertiang empat kiri tengah menyimpan padi untuk membantu fakir miskin dan persediaan pada musim paceklik.
Adapun rangkiang bertiang enam untuk menyimpan padi makan sehari-hari penghuni rumah gadang. Dan, rangkiang bertiang sembilan menyimpan padi untuk pembangunan kampung.
Halaman PDIKM berupa taman yang luas dengan kontur tanah yang mendaki ke arah gerbang utama. Di taman tersebut terdapat kolam ikan yang berbentuk bunga rafflesia. Banyaknya pohon rindang dan letaknya yang berada di dataran tinggi membuat tempat ini terasa sejuk.
Pusat dokumentasi dan informasi kebudayaan ini dibangun atas prakarsa Bapak Abdul Hamid dan Bapak H. Bustanul Arifin, menteri koperasi saat itu. Peletakan batu pertama dilakukan pada 8 Agustus 1988. Gedung ini kemudian diresmikan pada 19 Desember 1990.
Pusat dokumentasi dan informasi kebudayaan Minang ini mengoleksi berbagai benda bersejarah, seperti foto-foto masyarakat Minangkabau dari masa ke masa, buku dan majalah terbitan lama, juga replika alat musik tradisional Minangkabau.
Koleksi buku dan foto Sumatra Barat tempo dulu yang dimiliki pusat dokumentasi kebudayaan ini diambil dari Museum Leiden, Belanda, dan Museum Nasional di Jakarta.