Passayang-sayang, Kekayaan Tradisi Lisan Masyarakat Mandar

1528
Passayang-sayang
Prtunjukan Pasayang-sayang pada acara peresmian Pusat Kajian Kebudayaan di Universitas Sulawesi Barat. (Foto: ilosastra.blogspot.com)

1001indonesia.net – Masyarakat Mandar di Provinsi Sulawesi Barat memiliki kekayaan ekspresi dan tradisi lisan melalui musik dan nyanyian yang khas. Namanya Passayang-sayang atau Sayang-sayang.

Sesuai namanya, dalam pertunjukan seni tutur dan musik ini, dilantunkanlah lagu-lagu yang mengungkapkan rasa sayang dan kerinduan yang sangat dalam.

Kesenian pertunjukan Passayang-sayang biasanya dipertunjukan pada acara pernikahan. Jumlah pemain terdiri atas 3 orang pemain gitar serta sekurang-kurangnya 1 orang penyanyi laki-laki dan 1 orang penyanyi perempuan.

Biasa pula dipertunjukkan dengan formasi pemain gitar hanya 2 orang, yakni 1 orang pemain gitar melodi sekaligus pemain gitar bass dan 1 orang pemain gitar rytem. Irama petikan melodi terdiri irama padang pasir, irama kemayoran, irama tallu-tallu, dan irama karambangan.

Pakaian yang dikenakan dalam pertunjukan adalah kostum adat Mandar beserta aksesorisnya.

Tak hanya berisi ungkapan rindu dan kasih sayang, syair passayang-sayang juga ada yang berisi nasihat akan nilai-nilai moral dan keagamaan. Nasihat itu ditujukan, baik kepada orang tua, orang muda, maupun pasangan yang baru menikah. Di antaranya mengenai harga diri seorang pemimpin, hidup saling mengasihi, dan anjuran untuk taat beragama.

Pada 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan Passayang-Sayang sebagai Tradisi dan Ekspresi Lisan dan Warisan Budaya Tak Benda Nasional Indonesia.

Baca juga: Madihin, Kekayaan Seni Tutur dari Banjarmasin Kalimantan Selatan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

19 + six =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.