Papeda, Makanan Legendaris dari Indonesia Bagian Timur

2562
Papeda
Papeda dengan kuah kuning dan ikan tude bakar. (Foto: Ambon Ekspres)

1001indonesia.net – Papeda merupakan makanan khas Indonesia bagian timur. Makanan ini kaya akan serat, rendah kolesterol, dan cukup bernutrisi. Di masa silam, papeda merupakan makanan pokok masyarakat di Papua dan Maluku.

Papeda dikenal luas oleh masyarakat adat Sentani dan Abrab di Papua. Di sana tumbuh cukup banyak pohon sagu yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat.

Batang pohon sagu diparut dan diambil sari patinya menjadi tokok sagu yang terlihat seperti tepung. Tepung sagu itu bisa diolah menjadi berbagai aneka makanan khas lokal masyarakat setempat. Salah satunya menjadi papeda.

Cara membuat papeda adalah dengan menyaring tepung sagu dan kemudian ditambahkan air panas mendidih. Adonan tersebut diaduk merata hingga mengembang dan lengket.

Papeda tak memiliki rasa karena cenderung hambar. Biasanya di Papua, makanan ini disajikan bersama ikan, baik ikan kakap merah, tenggiri, ikan kue, tongkol, bubara, ataupun ikan gabus yang dimasak dengan kuah kuning.

Ikan kuah kuning adalah ikan yang dimasak dengan campuran bumbu-bumbu, seperti daun kemangi, lengkuas, ketumbar sangrai, kunyit, dan serai, yang menghasilkan kuah berwarna kuning.

Ikan kuah kuning ini memberi rasa enak dan gurih pada santapan papeda. Selain menambah cita rasa, kuah ikan kuning ini juga berguna untuk menghilangkan bau dari sagu murni.

Selain dengan ikan kuah kuning, papeda juga biasa disajikan dengan sayur tumis kangkung dan bunga pepaya. Bagi yang menyukai rasa pedas, bisa ditambahkan sambal mentah atau goreng. Sajian dengan menu lengkap ini dinamakan papeda ikan kuah kuning.

Masyarakat biasa menyantap makanan ini mengunakan sumpit yang dipegang kedua tangan. Selanjutnya papeda diputar dengan cepat sehingga menghasilkan gulungan.

Biasanya bubur sagu ini dihidangkan dalam wadah terpisah. Pertama-tama, mangkuk diisi ikan kuah kuning. Kemudian papeda dicampurkan dalam ikan kuah kuning, dan sajian langsung dinikmati. Cara ini biasa dilakukan oleh penduduk lokal yang sudah terbiasa makan papeda.

Sementara, bagi yang pertama kali mencoba, disarankan mengonsumsi sedikit demi sedikit agar perut tidak terkejut.

Bagi masyarakat di Indonesia timur, papeda tak sekadar makanan tapi punya arti yang mendalam. Makanan ini sering disebut-sebut sebagai ungkapan ‘Papua Penuh Damai’.

Dulu, memang sering terjadi perang antar suku yang menelan korban dan kerugian material. Dari sanalah papeda menjadi lambang damai untuk mempersatukan berbagai suku di Papua.

Apalagi proses pembuatan sagu dilakukan secara kolektif. Mulai dari pengambilan batang, pemarutan, hingga pengolahan. Rangkaian proses pembuatan makanan ini menjadi media komunikasi bagi masyarakat. Biasanya warga akan saling bercerita tentang suatu masalah atau pengambilan keputusan.

Panen Sagu
Dua orang petani sedang memanen sagu. (Foto: tabloidsahabatpetani.com)

Papeda mengandung nutrisi yang cukup banyak. Tepung sagu sendiri mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Lalu ada pula kandungan lain seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, dan zat besi. Apabila dikonsumsi dengan sayur, maka papeda sangat tinggi serat.

Oleh karenanya makanan satu ini dipercaya bisa meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko kanker usus dan paru-paru, mengurangi risiko kegemukan atau obesitas, memperlancar buang air besar, serta aman untuk penyandang diabetes karena indeks glikemik yang rendah.

Sagu sendiri memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dari nasi, dan kandungan gulanya lebih rendah. Dengan demikian, pada dasarnya sagu merupakan makanan yang sehat.

Meski sagu sudah tidak lagi menjadi bahan makanan pokok, masyarakat Papua dan Maluku tidak melupakan papeda. Di setiap acara penting, papeda tidak ketinggalan. Hidangan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi masyarakat Papua yang terus dilestarikan.

Baca juga: Sagu, Potensi Besar Tanaman Asli Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 + seventeen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.