1001indonesia.net – Ikan pakasam atau iwak samuh merupakan makanan khas Banjar, Kalimantan Selatan. Makanan ini berasal dari proses fermentasi ikan air tawar yang didiamkan beberapa hari sehingga menghasilkan rasa yang asam. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan air tawar, seperti seluang, haruan (gabus), pepuyu (betok), dan sepat.
Proses fermentasi biasanya dilakukan ketika hasil tangkapan ikan sedang melimpah ataupun saat musim tangkapan ikan sungai. Ini dilakukan agar ikan hasil tangkapan dapat dikonsumsi dalam kurun waktu yang lama. Prinsipnya sama seperti pembuatan ikan asin, yaitu untuk mengawetkan ikan.
Baca juga: Tapai, Makanan Hasil Fermentasi yang Kaya Manfaat
Cara membuatnya, pertama-tama ikan dibersihkan, dilumuri garam, lalu didiamkan beberapa saat. Setelah garam mulai meresap, ikan lalu dilumuri beras ketan yang telah disangrai dan ditumbuk. Ikan kemudian disimpan dan didiamkan minimal selama beberapa hari.
Lama pengawetannya bergantung selera. Konon, semakin lama diawetkan, semakin asin dan lezat pula cita rasa iwak pakasam, terlebih jika dibungkus mengenakan daun pisang.
Memiliki cita rasa yang gurih, asin, serta asam, pakasam biasanya disajikan dengan cara digoreng dan ditambahkan taburan bawang serta cabai. Rasanya yang sudah asin membuat masakan berbahan dasar pakasam biasanya tak perlu ditambahkan lagi dengan garam atau bumbu-bumbu lainnya.
Pakasam dapat dijumpai di pasar-pasar di Kalimantan Selatan. Ada dua jenis pakasam di pasaran, yakni basah dan kering.
Baca juga: Belalang, Makanan Alternatif Masyarakat Gunung Kidul yang Kaya Protein