Pak Kasur dan Ibu Kasur, Mendidik Lewat Lagu

4659

1001indonesia.netPak Kasur dan Ibu Kasur dikenal sebagai figur yang sangat peduli pada pendidikan anak. Sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan bagi pendidikan anak melalui program acara anak-anak di RRI dan TVRI, juga melalui taman pendidikan yang mereka dirikan.

Mereka juga dikenal sebagai pengarang lagu anak yang sangat produktif.  Sudah ratusan lagu yang mereka ciptakan. Ada masanya ketika lagu-lagu ciptaan mereka mewarnai keseharian anak-anak Indonesia.

Pak Kasur (1912-1992) sebenarnya bernama Soerjono. Nama Pak Kasur ia dapatkan karena sebelumnya ia dipanggil “Kak Soer” saat ia berada dalam gerakan kepanduan. Nama ini kemudian menjadi “Kasur” dan berubah menjadi “Pak Kasur”. Ini pula yang menyebabkan istrinya, yang bernama asli Sandiah (1926-2002), mendapat panggilan “Ibu Kasur”.

Kegiatan Pak Kasur dan Ibu Kasur bermula dari program acara anak-anak di RRI yang mereka asuh pada tahun 1950-an. Mereka kemudian mengasuh acara anak-anak Taman Indria di TVRI  setelah stasiun televisi pemerintah RI tersebut didirikan.

Mereka juga mendirikan dan mengelola lembaga pendidikan Taman Putra dan Taman Pemuda. Setelah Pak Kasur meninggal, lembaga pendidikan tersebut berubah nama menjadi TK Mini Pak Kasur yang tersebar di lima tempat, 4 di Jakarta dan 1 di Tangerang.

Ibu Kasur (Foto: Istimewa)
Ibu Kasur (Foto: Istimewa)

Selama hidupnya Pak Kasur banyak mencipta lagu anak. Tidak kurang dari 140 lagu tercipta. Seperti suaminya, Ibu Kasur pun dikenal sebagai pencipta lagu, meski karyanya tak sebanyak suaminya. Ibu Kasur mencipta tak sampai 20 lagu.

Selain sebagai pendidik dan pencipta lagu anak, Pak Kasur juga dikenal sebagai penyiar dan pendongeng. Tokoh yang juga hobi melawak ini senang sekali membawakan lagu-lagu yang riang dalam hampir setiap siarannya. Ia juga pernah menjadi Sekretaris Badan Sensor Film.

Sementara itu, Ibu kasur dikenal sebagai figur yang dekat dengan anak-anak. Ia memang sangat menyenangi dunia anak. Baginya, kepolosan dan kelucuan anak-anak membuatnya lebih hidup. Oleh karena itu, sampai akhir hayatnya, ia selalu ingin mengajar anak-anak. Meski di usia tuanya ia tidak lagi mengajar, tapi secara rutin ia mengunjungi TK Mini Pak Kasur. Di sana, ia dengan ramah menyapa dan bercengkerama dengan anak-anak.

Atas jasanya dalam bidang pendidikan anak, Ibu Kasur memperoleh berbagai penghargaan. Pada 1976, ia mendapat penghargaan Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari pemerintah Italia. Pada 1988, ia memperoleh penghargaan dari presiden RI waktu itu dalam rangka Hari Anak-anak. Pada 1992, ia mendapat penghargaan Bintang Budaya Para Dharma.

Jasa kedua tokoh ini memang sangat besar. Pendidikan usia dini merupakan fondasi bagi jenjang pendidikan berikutnya. Satu hal yang sangat penting tapi sayangnya justru sering diabaikan oleh para pendidik anak usia dini adalah bahwa tujuan utama dari pendidikan anak adalah untuk membentuk karakter, memacu daya kreativitas, dan menumbuhkembangkan rasa ingin tahu anak.

Pendidikan anak bukan sekadar mengajar membaca, menghitung, menghafal, atau pengetahuan teoretis lainnya, tetapi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap anak secara optimal. Tujuan ini hanya bisa tercapai jika kegiatan belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi mereka. Jadi, lingkungan dan metode pembelajaran menjadi hal yang sangat menentukan tingkat keberhasilan pendidikan anak.

Pak Kasur dan Ibu Kasur mengajarkan satu metode pembelajaran yang sangat jitu bagi anak-anak, yaitu melalui lagu. Lagu anak adalah media bermain sekaligus pembelajaran bagi anak. Lirik-lirik lagu yang dinyanyikan dalam suasana riang itu bercerita mengenai keseharian sekaligus memberi pesan moral. Melalui lagu, pesan-pesan moral tersebut lebih mudah ditangkap dan diingat oleh anak.

Amat disayangkan lagu anak kurang mendapat perhatian dalam dunia pendidikan anak saat ini. Lagu-lagu anak juga semakin jarang diperdengarkan baik di radio maupun di televisi sehingga akses anak terhadapnya sangat terbatas. Akibatnya, lagu anak menjadi tidak populer. Anak-anak lebih banyak mendengar dan menyanyikan lagu-lagu pop yang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan umur mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eight − 7 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.