Mengenal Kesenian Rampak Bedug dari Pandeglang, Banten

1820
Rampak Bedug
Para pemain menabuh bedug sambil menari dalam dalam pertunjukan kesenian rampak bedug. (Foto: e-heritage.id)

1001indonesia.net – Bedug terdapat di hampir setiap masjid. Fungsinya sebagai media informasi datangnya waktu shalat wajib 5 waktu. Di Kabupaten Pandeglang, Banten, bedug menjadi bagian dari pertunjukan seni kreasi. Namanya rampak bedug.

Kesenian rampak bedug merupakan kesenian pertunjukan menggunakan beberapa bedug yang ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. Pemain melakukannya sambil menari. Berpadunya irama bedug dan gerak tari, membuat kesenian ini menjadi menarik.

Awalnya kesenian ini dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Seiring perkembangan waktu, rampak bedug berkembang menjadi kesenian pertunjukan.

Bia dibilang kesenian rampak bedug merupakan pengembangan dari seni bedug (ngabedug). Sebagai kesenian pertunjukan, rampak bedug kemudian tidak hanya dimainkan di bulan Ramadhan, tapi juga dimainkan pada acara-acara hajatan serta hari-hari peringatan kedaerahan dan nasional.

Di Banten, kesenian rampak bedug menjadi pengiring Takbiran, Ruwatan, Marhabaan, Shalawatan (Shalawat Badar), serta lagu-lagu bernuansa religi lainnya.

Dulu, rampak bedug hanya dimainkan oleh kaum laki-laki. Tapi sekarang, sama halnya dengan banyak seni tradisional lainnya, perempuan pun turut memainkan rampak bedug.

Dalam pertunjukannya, rampak bedug dimainkan oleh sekitar 10 orang, laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Pemain laki-laki berperan sebagai penabuh bedug dan sekaligus kendang, sedangkan pemain perempuan sebagai penabuh bedug. Baik pemain laki-laki maupun perempuan sekaligus juga sebagai penari.

Baca juga: Gerakan Seni Tradisional (GESIT), Melestarikan Warisan Leluhur

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × three =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.