1001indonesia.net – Salah satu kampung adat yang masih bertahan di Sumba adalah Manola. Kampung adat ini berada di Desa Tena Teke, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Terletak di atas bukit kecil, Manola berada sekitar 20 kilometer di sebelah selatan Bandara Tambolaka. Menurut kepercayaan setempat, penduduk yang tinggal di kampung ini merupakan keturunan dari Gunung Yawila yang berada di Kecamatan Wewewa Tengah.
Dalam bahasa lokal, Manola berarti sekelompok yang berpindah-pindah. Menurut cerita turun-temurun, leluhur mereka berkali-kali berpindah tempat untuk mencari tempat tinggal.
Perpindahan itu dilakukan untuk mendekati sumber daya alam penunjang kehidupan. Perpindahan juga dimaksudkan untuk mencari tempat strategis dalam rangka pertahanan perang antarsuku. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di lokasi yang mereka tinggali sampai saat ini.
Baca juga: Kampung Adat Ratenggaro, Sumba
Dilansir dari Kompas.id, ada 34 rumah di kampung adat Manola yang didiami 42 keluarga dari 13 suku. Ke-13 suku itu adalah Wae Magho, Boka Bero, Umbu Taghila, Wella Ngodo, Mimira, Wegar Lola, Wegar Bodo, Wegar Paalli, Wegar Pakaa, Mamodo, Letekkena, Paghombu Zane, dan Umbu Koba.
Rata-rata rumah kampung adat di Sumba berbentuk lonjong memanjang dan terletak di tempat yang lebih tinggi. Di halaman setiap rumah adat tersebut tersusun rapi bilah-bilah batu berusia ratusan tahun, tempat para leluhur mereka dimakamkan.
Masyarakat Manola memiliki upacara adat yang disebut upacara Teda. Upacara itu digelar untuk meminta berkat dari Dewa Marapu untuk keberhasilan panen dan menolak malapetaka dan musibah.
Baca juga: Situs Lambanapu, Kubur Purba di Sumba Timur