Lumpia, Jajanan yang Diakui sebagai Warisan Budaya Nasional

3409
Lumpia
Foto: idntimes.com

1001indonesia.net – Lumpia yang merupakan jajanan khas Semarang sudah resmi diakui sebagai warisan budaya nasional tak benda sejak 2014. Meski berasal dari budaya Tiongkok, tapi cita rasa lumpia telah dimodifikasi sesuai dengan budaya dan selera orang Indonesia.

Makanan ini juga bisa ditemukan di negara-negara Asia Tenggara lain, seperti Vietnam dan Thailand. Namun, lumpia sudah menjadi kegemaran masyarakat Indonesia sejak dulu, sehingga muncul berbagai modifikasi resep yang menjadikan lumpia sangat khas Indonesia.

Lumpia yang biasa dieja dengan lun-pia memiliki nama dari lafal bahasa Hokkian semacam rollade yang berisi rebung, telur, daging, dan ayam. Terkenal sebagai jajanan Semarang, makanan ini merupakan hasil dari perpaduan antara makanan Tionghoa dan Indonesia.

Keberadaan makanan ini bermula dari kedatangan Tjoa Thay Yoe, seorang pedagang dari Provinsi Fu Kie ke Semarang pada sekitar 1800. Di Semarang, Tjoa membuka usaha dagang makanan khas Tiongkok, yakni sejenis martabak yang diisi rebung dan dicampur daging babi yang digulung dengan rasa asin.

Tak butuh waktu lama, dagangan Tjoa digemari masyarakat Semarang khususnya masyarakat urban China. Namun, Tjoa memiliki seorang pesaing bernama Wasi, seorang perempuan Jawa yang menjual makanan sejenis dagangan Tjoa. Bedanya, martabak Wasi diisi dengan daging ayam cincang, udang, dan telur, dengan rasa manis.

Mereka bersaing dengan sehat. Seiring waktu, keduanya menjadi sahabat dan saling bertukar resep. Lalu mereka semakin dekat dan memutuskan untuk menikah. Mereka kemudian membuat perpaduan antara lumpia khas Tionghoa dan khas Jawa.

Menu baru ini menghilangkan kandungan dading dan minyak babi yang oleh umat Muslim haram untuk dimakan. Daging babi diganti dengan daging ayam dan udang. Untuk bumbu juga diubah. Resep baru ini memadukan rasa asin maupun manis di dalamnya.

Makanan tersebut pun mulai dijajakan dan dikenal luas oleh masyarakat Semarang. Sampai saat ini, usaha Tjoa dan Wasi masih diteruskan oleh keturunannya. Salah satunya adalah gerai Lumpia Cik Me Me sebagai generasi kelima.

Cara membuat lumpia cukup mudah. Bahan-bahan yang digunakan pun mudah didapatkan, seperti telur, daging ayam, rebung, dan udang. Semua bahan diaduk menjadi satu, lalu dibungkus pada lembaran kulit lumpia. Kemudian digoreng dalam minyak panas hingga matang.

Tak hanya di Semarang, jajanan ini juga bisa didapatkan di berbagai daerah lain di Indonesia, dengan bahan-bahan dan cara pembuatan yang telah disesuaikan dengan tradisi setempat.

Pada 2015 lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jateng berencana akan mengusulkan ke UNESCO agar lumpia mendapat pengakuan dunia internasional sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.

Baca juga: Tempe, Makanan Rakyat Indonesia yang Mendunia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 − three =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.