1001indonesia.net – Setahun sekali, masyarakat adat Dayak Bahau menggelar ritual untuk meminta kesuburan pada ladang yang baru saja ditanami. Ritual bernama laliq ugal itu dilakukan agar tanaman bisa tumbuh subur dan memberikan hasil sesuai harapan sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera.
Tradisi laliq ugal berasal dari kepercayaan masyarakat setempat kepada dewi kesuburan. Ritual ini dilaksanakan pasca tanam atau setelah menugal benih padi di ladang. Puncak acara dari rangkaian ritual itu adalah tari hudoq.
Baca juga: Hudoq Kita’, Tarian Sakral Menyambut Perputaran Musim Tanam
Masyarakat setempat percaya, roh para leluhur akan hadir saat dilangsungkannya tari hudoq. Dengan kehadiran roh leluhur, tari Hudoq menjadi sarana dialog dua arah antara masyarakat yang membuka lahan dan roh para leluhur. Tarian ini diiringi oleh berbagai alat musik tradisional Dayak.
Secara turun-temurun, laliq ugal digelar sekali dalam setahun. Untuk menentukan waktu pelaksanaannya digunakan perhitungan dengan memperhatikan matahari. Lamanya pelaksanaan ritual ini tak sebentar, memakan waktu 15 hari. Sedikitnya 24 rangkaian ritual dilakukan di waktu yang berbeda-beda.
Ritual laliq ugal menjadi bagian dari budaya agraris yang dimiliki masyarakat Dayak yang menekankan untuk hidup secara harmonis dengan alam. Keberhasilan ritual Laliq Ugal dipercaya menentukan tumbuh suburnya tanaman mereka.
Baca juga: Khanduri Blang, Tradisi Petani Aceh saat Dimulainya Masa Tanam