Kompleks Candi Bahal, Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Utara

1630
Kompleks Candi Bahal
Candi Bahal merupakan satu-satunya peninggalan Sriwijaya di Sumatera Utara. (Toto: SINDO/Hasiholan Siahaan)

1001indonesia.net – Kompleks Candi Bahal atau Biaro Bahal atau Candi Portibi terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Lokasinya sekitar 3 jam perjalanan dari Padangsidempuan atau sekitar 420 km dari Kota Medan, ibu kota Sumatera Utara.

Kompleks candi ini merupakan yang terluas di provinsi Sumatra Utara. Arealnya melingkupi Kompleks Candi Bahal I, Bahal II, dan Bahal III. Tidak diketahui apakah candi-candi di Kompleks Candi Bahal ini merupakan candi Hindu atau candi Buddha. Menilik atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha.

Akan tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut, seperti arca kepala makara, arca Ganesha, dan raksasa, kemungkinan bangunan kuno ini merupakan candi Hindu. Meski demikian, banyak orang yang menduga candi ini berlatar agama Buddha aliran Vajrayana.

Fungsi Candi Bahal pada masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya sebagai biaro yang berarti biara. Kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga kompleks candi, masing-masing berjarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada pula kompleks candi lain, yaitu Kompleks Candi Pulo.

Candi Bahal sering kali disebut juga sebagai Candi Portibi. Nama Bahal diambil dari nama desa setempat. Sedangkan Portibi, dalam bahasa etnis Batak setempat, berarti dunia atau bumi. Dengan demikian, candi ini punya nama khusus dan unik sebagai Candi Dunia.

Bangunan Candi Bahal I, Bahal II, dan Bahal III terbuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing candi dikelilingi oleh pagar dari batu merah setinggi dan setebal sekitar 1 meter. Di sisi timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding setinggi 60 sentimeter. Di setiap candi terdapat bangunan utama dengan pintu masuk tepat menghadap ke gerbang.

Kompleks Candi Bahal I

Lokasi Kompleks Candi Bahal I mudah ditemukan karena bangunan candi langsung terlihat dari jalan. Selain itu, di jalan masuk ke areal candi Bahal I telah dibangun gapura. Juga terdapat sebuah pos penjagaan yang letaknya tidak jauh dari gapura.

Berhadapan dengan pos penjaga terdapat sebuah bangunan yang difungsikan sebagai museum. Dalam museum tersebut tersimpan bagian-bagian Candi Bahal yang belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula, termasuk arca baik yang utuh maupun yang berupa potongan.

Candi Bahal I dibangun di pelataran seluas 3000 meter persegi yang dikelilingi pagar dari susunan batu merah setinggi 60 sentimeter. Dinding pagar tersebut cukup tebal, yaitu sekitar 1 meter, sehingga orang dapat berjalan dengan leluasa mengitari candi.

Pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 7 meter ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi 70 sentimeter mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat di ujung sisi kiri dan kanan gerbang.

Candi Bahal I
Candi Bahal I (Foto: liputan6.com)

Bangunan utama Candi Bahal I terletak di tengah halaman, menghadap ke gerbang. Di antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 7 x 7 meter persegi.

Tangga naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di sisi timur, berhadapan dengan tangga naik ke bangunan utama, dan di sisi barat panggung, berhadapan dengan tangga untuk turun dari gerbang.

Di bagian selatan halaman, sejajar dengan fondasi tersebut, berjajar dua fondasi berukuran 3 meter persegi dan 2,5 meter persegi. Tidak didapatkan informasi apakah di atas ketiga fondasi tersebut tadinya terdapat bangunan atau tidak. Tidak diketahui juga fungsi ketiganya.

Bangunan utama Candi Bahal I merupakan yang terbesar dibandingkan dengan bangunan utama Candi Bahal II dan III. Bangunan utama ini terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas sekitar 7 meter persegi dengan tinggi sekitar 180 sentimeter.

Di atas tatakan, berdiri kaki candi setinggi 75 cm, dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 6 meter persegi. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki candi.

Di pertengahan sisi timur, tepat di depan tangga naik ke kaki permukaan candi, tatakan candi menjorok ke luar sepanjang sekitar 4 meter dengan lebar sekitar 2 meter. Di ujungnya tersebut terdapat tangga yang diapit oleh sepasang kepala makara di pangkalnya.

Walaupun sama-sama terbuat dari batu, arca makara pengapit tangga ini mempunyai pola hiasan yang berbeda dengan yang terdapat di candi-candi di Jawa pada umumnya. Bagian belakang kepala hewan tersebut dihiasi dengan pahatan lingkaran berjajar. Pahatan ini tidak ditemukan pada makara candi-candi di Jawa.

Sepanjang sisi utara dan selatan dinding ‘jalan’ menuju tatakan terdapat pahatan berbentuk orang dalam berbagai posisi. Walaupun banyak bagian pahatan yang sudah rusak, masih terlihat bentuk orang yang tampak seperti sedang menari.

Di sepanjang sisi timur atau depan tatakan terdapat pahatan berbentuk raksasa yang sedang duduk. Pada dinding utara dan selatan kaki candi tidak terdapat pahatan, sedangkan sepanjang dinding barat (belakang) terdapat pahatan yang lebih halus namun sudah tidak jelas lagi bentuknya.

Tubuh candi berupa bangunan bersegi empat dengan alas berbentuk bujur sangkar seluas 5 meter persegi. Selisih luas tubuh candi dengan permukaan kaki candi membentuk selasar selebar sekitar 1 meter.

Untuk mencapai pintu masuk ke ruang di dalam tubuh candi terdapat tangga setinggi sekitar 60 sentimeter dari permukaan kaki candi. Dalam tubuh candi terdapat ruangan kosong seluas 3 meter persegi yang dikelilingi dinding setebal sekitar 1 m. Lebar ambang pintu masuk sekitar 120 x 250 sentimeter. Tidak terdapat pahatan yang menghiasi bingkai pintu.

Bentuk atap Candi Bahal I sangatlah unik, tidak menyerupai limas bersusun seperti candi-candi di Jawa Timur, tetapi juga tidak mirip stupa seperti atap Candi Muara Takus. Bentuk atap Candi Bahal I silinder dengan tinggi sekitar 2,5 meter, seperti kue yang diletakkan di atas tatakan persegi empat. Pahatan untaian bunga melingkari tepian atap.

Masih di dalam halaman Candi Bahal I, di sudut utara halaman belakang bangunan utama terdapat fondasi berukuran sekitar 2,5 meter persegi dengan reruntuhan di atasnya. Tidak didapat informasi mengenai bentuk asli maupun fungsi semula reruntuhan tersebut.

Baca juga: Candi Muara Takus, Satu-satunya Peninggalan Sejarah Berbentuk Candi di Riau

Kompleks Candi Bahal II

Kompleks Candi Bahal II terletak sekitar 100 meter dari jalan dan sekitar 300 meter dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama luasnya dengan pelataran Candi Bahal I. Areanya juga dikelilingi pagar bata. Akan tetapi, ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama Candi Bahal I.

Sebagaimana yang terdapat di Candi Bahal I, pada pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok sekitar 4 meter ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 sentimeter mengapit sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat sisi timur (luar).

Candi Bahal II
Candi Bahal II (Foto: payabolak.blogspot.com)

Bangunan utama Candi Bahal II terdiri atas susunan tatakan, kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas sekitar 6 meter persegi dan setinggi sekitar 1 meter. Di atas tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 sentimeter, dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar seluas 5 meter persegi. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk selasar mengelilingi kaki candi.

Tubuh candi yang berdiri di atas kaki candi berdenah dasar bujur sangkar seluas 4 meter persegi, sehingga di permukaan kaki candi juga terdapat selasar selebar sekitar 1 meter. Dalam tubuh Candi Bahal II juga terdapat ruangan kosong berukuran sekitar 3 meter persegi, dikelilingi dinding setebal sekitar 1 meter. Pintu masuk selebar sekitar 120 x 250 sentimeter menghadap ke timur tanpa pahatan hiasan apapun pada bingkainya.

Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos tanpa hiasan pahatan. Atap Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi empat. Di sekeliling susunan teratas terdapat deretan lubang yang tidak diketahui fungsinya.

Di depan pangkal tangga bangunan utama terdapat sepasang kepala makara dengan mulut terbuka. Dalam mulut terdapat makhluk yang tidak jelas bentuknya. Walaupun sama-sama terbuat dari batu, kepala makara ini berbeda bentuknya dengan yang terdapat di depan bangunan utama Candi Bahal I.

Di antara bangunan utama dan pintu gerbang terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 5 meter persegi. Tangga naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di utara dan selatan.

Di sudut utara halaman belakang bangunan utama terdapat semacam fondasi bangunan yang sudah runtuh. Di sisi timur fondasi tersebut terdapat semacam fondasi lain yang mempunyai tangga untuk naik di dua sisi, yaitu sisi utara dan selatan. Di depan masing-masing tangga terdapat sebuah arca kepala makara yang posisinya membelakangi tangga. Di dekat fondasi tersebut berserakan beberapa potongan arca batu.

Kompleks Candi Bahal III

Kompleks Candi Bahal II terletak sekitar 100 meter dari jalan, namun untuk mencapai lokasi Candi Bahal III orang harus melalui jalan setapak, pematang sawah, dan perumahan penduduk. Terdapat banyak kemiripan antara Candi Bahal III dan kedua Candi Bahal lainnya.

Pelataran candi yang luasnya relatif sama juga dikelilingi pagar batu bata dengan ketebalan dan ketinggian yang sama. Gerbang untuk masuk ke halaman juga terletak di sisi timur. Bangunan utama Candi Bahal III juga terletak di tengah pelataran. Gerbang Candi Bahal III lebih mirip dengan gerbang Candi Bahal I, karena tangga naik ke gerbang terletak di sisi utara dan selatan, sedangkan tangga di gerbang Candi Bahal II terletak di timur.

Di antara bangunan utama dan pintu gerbang juga terdapat fondasi atau panggung berbentuk dasar bujur sangkar berukuran sekitar 5 meter persegi. Tangga naik ke panggung yang dibuat dari batu merah tersebut terdapat di utara dan selatan.

Ukuran dan bentuk bangunan utama Candi Bahal III sangat mirip dengan bangunan utama Candi Bahal II. Pintu masuk ke ruangan dalam tubuh candi juga terletak di timur.

Candi Bahal III
Candi Bahal III (Foto: Istimewa)

Tidak terdapat pahatan pada bingkai pintu, tetapi sepanjang dinding tatakan dihiasi pahatan dengan motif yang mirip bunga. Tidak terdapat pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi. Tidak terdapat pahatan pada keempat sisi dinding tubuh candi.

Atap Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi empat. Mirip dengan atap Candi Bahal II, tetapi tidak terdapat deretan lubang pada atap candi ini. Tidak terdapat hiasan kepala makara di depan tangga naik ke selasar di permukaan tatakan, namun terdapat pahatan yang sudah kurang jelas bentuknya di pipi tangga di kaki candi.

Di utara bangunan utama terdapat batu potongan arca. Yang sebuah berbentuk seperti tatakan patung dengan hiasan kelopak teratai di sekelilingnya, mirip dengan yang terdapat di Candi Jago maupun Candi Singasari di Jawa Timur. Sedangkan potongan lainnya tampak seperti bagian kaki dari sebuah arca yang dibuat dalam posisi berdiri, karena di bagian bawah terdapat bentuk kaki, lengkap dengan jari-jarinya.

Baca juga: Candi Singasari, Dibangun sebagai Penghormatan untuk Raja Kertanegara

Museum Bahal

Museum Candi Bahal terletak di seberang pos penjagaan Candi Bahal I. Bangunan museum ini mirip dengan bangunan rumah biasa. Dalam museum tersimpan berbagai bentuk dan jenis bagian candi-candi Bahal yang masih belum diketahui letaknya semula atau, yang karena alasan tertentu, belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula.

Di museum tersebut juga dilakukan rekonstruksi potongan dan susunan batu dan bata untuk menemukan kembali bentuk, susunan dan letaknya semula. Potongan batu yang ditemukan di ketiga situs Candi Bahal umumnya merupakan bagian dari sebuah arca atau hiasan dan bukan merupakan reruntuhan bangunan yang umumnya terbuat dari batu bata.

Di antara objek yang tersimpan dan mengalami proses rekonstruksi di museum adalah potongan arca berbentuk raksasa dalam posisi berdiri sambil memanggul gada. Di samping itu juga terdapat sekumpulan batu bata yang memiliki lubang-lubang. Konon, lubang-lubang tersebut merupakan jejak kaki binatang. Kumpulan batu bata ini ditemukan pada tahun 2000 di pelataran Candi Bahal I.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

9 + one =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.