1001indonesia.net – Kerawang atau kerawang gayo merupakan motif ukir warisan leluhur masyarakat Gayo di Aceh bagian tengah, tepatnya di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Saat ini kerawang banyak digunakan sebagai motif pada kain tradisional masyarakat Gayo.
Konon, kerawang ditemukan pada ornamen Umah Pitu Ruang (rumah adat suku Gayo). Umah Pitu Ruang ini adalah mahar dari Adi Genali Raja Linge I kepada seorang putri Kerajaan Johor yang dipinangnya pada abad ke-10.
Nama “kerawang” berasal dari dua kata, yaitu iker yang berarti dasar buah pikiran dan rawang yang berarti menerawang fenomena alam semesta. Dengan demikian, kerawang merupakan karya budaya berupa motif ukir hasil dari kegiatan menerawang fenomena alam semesta yang dituangkan pada beragam media.
Penggunaan motif kerawang gayo
Saat ini, sebagian besar orang mengenal kerawang gayo sebagai motif yang digunakan pada kain. Tidak heran jika kerawang identik dengan sebutan kain tradisional atau kain kebesaran masyarakat Gayo.
Namun sebenarnya motif kerawang tidak hanya digunakan pada kain, tapi juga pada benda-benda budaya lainnya, seperti pada rumah adat suku Gayo. Motif kerawang juga hadir pada berbagai hasil kerajinan, baik gerabah, anyaman, maupun kerajinan logam.
Bagi masyarakat Gayo, kerawang merupakan perlengkapan budaya. Motif kerawang digunakan pada berbagai acara yang dianggap sakral. Sampai saat ini, pakaian adat kerawang Gayo wajib dikenakan dalam acara adat, seperti sebagai busana pengantin dalam upacara kerje mungerje (pernikahan adat Gayo), upacara menyambut tamu, dan upacara petaweren (tepung tawar).
Baca juga: Tepuk Tepung Tawar, Adat yang Teradatkan Masyarakat Melayu Riau
Tak sekadar bernilai estetis, motif kerawang memiliki makna filosofis yang mendalam, berkaitan dengan nilai-nilai agama, adat, dan pandangan hidup masyarakat Gayo. Setiap motif memiliki pesan tersendiri yang menggambarkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitar.
Perkembangan saat ini
Saat ini kerawang semakin banyak diminati karena motifnya memiliki gaya artistik yang indah. Motif ini telah dikenal luas melampaui batas wilayah Gayo dan bahkan hingga mancanegara.
Kerawang bahkan menunjang perekonomian masyarakat Gayo di Aceh bagian tengah. Kerajinan kerawang terus didorong perkembangannya di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Pada 2014, kerajinan kerawang gayo yang telah berkembang di Aceh sejak dulu ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Baca juga: Didong Gayo, Tradisi Lisan Masyarakat Aceh Bagian Tengah