1001indonesia.net – Kampung Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. Nama kampung seluas 64 hektare ini berasal dari nama pohon reundeu. Dulu di kampung ini banyak sekali pohon reundeu.
Sebagian besar masyarakat di sini hidup dari berkebun singkong. Mereka juga menjadikan singkong sebagai makanan pokok. Masyarakat Kampung Cireundeu menyebut makanan pokok mereka dengan nama rasi.
Tradisi makan rasi merupakan bagian dari melestarikan warisan leluhur yang dulu mengupayakan alternatif makanan pokok ketika krisis pangan di masa penjajahan. Pilihan singkong sebagai makanan pokok ini menjadikan kampung ini terkenal akan ketahanan pangannya.
Meski makanan pokok berbeda, lauk pauk pendampingnya tak jauh beda dengan masyarakat Indonesia lainnya yang makan nasi. Masyarakat Cirendeu memegang prinsip, “Ngindung ka waktu, mibapa ka zaman,” yang artinya tak melawan arus perkembangan zaman.
Bangunan rumah di kampung adat ini pun berupa bangunan tembok permanen. Hampir setiap rumah memiliki televisi dan handphone. Namun, tetap ada nilai-nilai budaya yang dipertahankan.
Hingga kini, mayoritas masyarakat Kampung Adat Cireundeu masih memegang teguh kepercayaan Sunda Wiwitan. Perayaan 1 Sura adalah perayaan terbesar yang diadakan di Kampung Cireundeu. Perayaan ini kerap dihadiri tokoh-tokoh penting dari instansi pemerintahan.
Selain itu, di sini juga terdapat hutan larangan (leuweung larangan) yang tidak boleh dimasuki sembarangan, agar sumber mata air dan ekosistem sekitarnya tidak rusak.
Saat ini, Kampung Cireundeu menjadi sebuah destinasi wisata edukasi untuk ketahanan pangan juga seni dan adat istiadat. Banyak pelajar dan mahasiswa yang datang berkunjung ke kampung ini untuk belajar kearifan lokal serta kesenian dan budaya yang ada di kampung adat ini.
Baca juga: Kampung Pasir, Komunitas Adat Sunda Wiwitan di Kabupaten Garut