Gendang Beleq, Musik Tradisional Masyarakat Sasak di Lombok

1279
Gendang Beleq
Tetabuhan gendang beleq turut memeriahkan arak-arakan pengentin dalam acara pernikahan adat Lombok. (Foto: wisatadilombok.com)

1001indonesia.net – Gendang beleq merupakan salah satu musik tradisional masyarakat Suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di masa silam, tetabuhan gendang berukuran besar ini digunakan untuk memberi semangat pada pasukan yang akan pergi berperang dan menyambut saat mereka pulang perang.

Sampai saat ini gendang beleq masih bertahan. Kelompok penabuh gendang ini bahkan masih kerap tampil sebagai penghibur pada berbagai acara hajatan. Biasanya satu kelompok penabuh gendang terdiri dari belasan hingga dua puluhan personel.

Gendang beleq umumnya menjadi musik pengiring tradisi nyongkolan saat resepsi pernikahan. Nyongkolan adalah tradisi mengarak sepasang pengantin beramai-ramai seperti seorang raja menuju kediaman sang pengantin wanita.

Arak-arakan pengantin itu selalu diramaikan dengan aneka tetabuhan alat musik tradisional dan kesenian khas suku Sasak. Tujuannya, untuk memberi tahu warga sekitar bahwa pasangan pengantin tersebut sudah menjadi sepasang suami istri yang sah.

Musik tradisional ini diperkirakan muncul di Lombok pada abad ke-14 M pada zaman kedatuan. Musik ini digunakan sebagai pemberi spirit saat melepas pasukan yang berangkat perang maupun sebagai musik penyambutan kala mereka pulang dari berperang.

Dalam bahasa Sasak beleq berarti besar. Alat musik tabuh khas LOmbok ini memang berukuran besar dengan panjang 110 sentimeter dengan rata-rata berat 2,5 kilogram.

Biasanya gendang ini terbuat dari jenis kayu yang besar namun ringan, seperti kayu meranti dan randu. Kayu itu dilubangi sehingga berbentuk tabung dan dipasangi kulit sapi.

Awalnya, satu grup pemain gendang beleq terdiri atas 17 personel, yakni dua orang sebagai penabuh gendang, lima orang sebagai pemain ceng-ceng (alat musik terbuat dari baja berupa piringan), dua orang sebagai pemain reong, dua orang pemukul gong, empat orang pemikul gong, satu orang pemain petuk, dan satu lagi pemain seruling.

Namun seiring waktu, permainan gendang beleq pun berkembang, baik dari fungsinya maupun kuantitas jumlah personel. Kini satu grup pemusik ada yang beranggotakan 20 lebih personel. Dalam satu grup awalnya hanya ada dua penabuh gendang, sekarang bisa enam hingga sepuluh penabuh.

Selain perubahan kuantitas, kini gendang beleq juga mengalami pergeseran fungsi. Gendang beleq yang dulunya digunakan untuk menyambut pasukan perang, kini digunakan sebagai musik pengiring arak-arakan pengantin, penyambutan kedatangan para tamu, hingga acara-acara kebudayaan.

Baca juga: Rebana, Alat Musik Tradisional Melayu

1 Komentar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 × 4 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.