1001indonesia.net – Salah satu kuliner khas Betawi yang semakin jarang ditemukan di pasaran adalah sayur gabus pucung. Sajian khas Betawi ini merupakan sayur berisi potongan ikan gabus berukuran cukup besar dengan kuah kehitaman seperti kuah rawon.
Pucung merupakan sebutan orang Betawi untuk kluwek. Buah kluwek berbentuk lonjong dengan ukuran sedikit lebih besar dari jengkol dan berkulit keras. Jika dibuka, terdapat biji buah keluwek berbentuk daging buah berwarna cokelat tua kehitaman.
Buah kluwek membuat warna makanan menjadi hitam/gelap, memberi rasa khas pada rawon, sayur brongkos, pindang kudus, dan sup konro. Tak hanya sebagai bumbu, tanaman kluwek memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai pestisida alami dan pengawet ikan.
Baca juga: Kluwek, Bumbu yang Mengandung Asam Sianida
Orang Jawa Timur sangat akrab dengan kluwek karena menjadi bumbu utama pada masakan rawon. Orang Betawi tempo dulu rupanya juga akrab dengan keluwek sehingga mereka membuat beberapa resep masakan dengan bumbu itu. Salah satu masakan yang populer adalah gabus pucung.
Jadi gabus pucung merupakan sayur ikan gabus dengan kuah kluwek. Rasanya asam menyegarkan dan gurih dengan citarasa kluwek yang khas.
Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang berdaging tebal. Di beberapa daerah pinggiran Jakarta masih banyak orang beternak ikan gabus karena dagingnya tebal dengan rasa gurih enak.
Sajian gabus pucung dalam tradisi Betawi selalu muncul saat acara nyorog, yaitu tradisi hantaran yang dilakukan dari keluarga yang lebih muda kepada tokoh-tokoh atau keluarganya yang lebih tua untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Menu pucung bisa berbahan ikan gabus atau bandeng.
Cara masak sajian ini mirip dengan sayur ikan biasa dengan tambahan pucung untuk pewarna dan penambah citarasa. Masakan ini paling enak dimakan dengan nasi hangat.
Baca juga: Pakasam, Ikan Fermentasi Khas Kalimantan Selatan