Candi Surawana Kediri, Peninggalan Kerajaan Majapahit

1402
Candi Surawana
Candi Surawana (Foto ulinulin.com)

1001indonesia.net – Candi Surawana terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri. Lokasinya sekitar 25 km arah timur laut dari Kota Kediri. Dalam Negarakrtagama diceritakan bahwa pada 1361 M, Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di tempat ini.

Candi yang nama sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Wengker ini mangkat pada tahun 1388 M.

Ukuran Candi Surawana sekitar 8 X 8 meter persegi dengan tinggi 4, 72 meter. Candi yang seluruhnya dibangun menggunakan batu andesit ini merupakan candi berlatar agama Hindu Siwa.

Saat ini seluruh tubuh dan atap candi telah hancur tak bersisa. Hanya kaki candi setinggi sekitar 3 m yang masih tegak di tempatnya. Untuk naik ke selasar di atas kaki candi terdapat tangga sempit yang terletak di sisi barat. Menilik letak tangga, dapat disimpulkan bahwa candi ini menghadap ke barat.

Kaki Candi Surawana tampak seperti bersusun dua, terbagi oleh pelipit yang menonjol keluar. Bagian kaki yang terletak di atas pelipit agak menjorok ke dalam sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kaki bagian bawah.

Panel-panel relief yang memuat berbagai cerita terdapat di sekeliling kaki candi bagian bawah dan atas. Panel-panel yang berada si kaki candi bagian atas memiliki ukuran yang lebih besar dan pahatannya juga lebih halus.

Relief di kaki bagian bawah menceritakan kisah-kisah Tantri, sedangkan yang terdapat pada bagian atas kaki memuat kisah Sri Tanjung, Arjunawiwaha, serta kisah Bubuksah dan Gagak Aking. Kisah-kisah semacam itu terdapat pada candi-candi yang dibangun untuk tujuan peruwatan, seperti Candi Bajangratu dan Candi Tegowangi.

Baca juga: Candi Tegowangi, Tempat Pendarmaan Bhre Matahun

Candi Surawana dipugar pada tahun 1997. Namun, hasilnya masih jauh dari sempurna. Saat ini, hanya bagian kaki candi yang tersisa. Di halaman candi masih banyak bebatuan dan arca yang belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula. Batu-batu dan arca tersebut ditata rapi di atas lajur-lajur yang terbuat dari semen untuk menghambat proses kerusakan oleh resapan air.

Pemandangan alam di sekitar candi sungguh asri dan udara sejuk. Lokasinya yang hanya sekitar 3 kilometer dari Kampung Inggris Pare membuat tempat ini selalu dikunjungi, terutama pada sore hari. Puncak kunjungan terjadi pada bulan Agustus hingga September.

Selain sebagai tempat wisata, Candi Surawana juga dipakai sebagai tempat ritual keagamaan oleh umat Hindu Bali.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

two + 6 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.