1001indonesia.net – Awalnya, Candi Lumbung Sengi yang berada di pinggir tebing Sungai Apu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Namun, lokasi ini terancam longsor karena banjir lahar akibat letusan Gunung Merapi pada 2010.
Sebab itu, Badan Pelestarian Cagar Budaya Jateng kemudian memutuskan memindahkan candi ini ke sebidang tanah lapang di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jateng.
Pemindahan Candi Lumbung Sengi dari Desa Sengi ke Desa Krogowanan dilakukan secara bertahap selama September hingga Oktober 2011. Jarak antara lokasi awalnya di Desa Sengi ke Desa Krogowanan sekitar 700-an meter. Lahan yang ditempati saat ini adalah lahan bekas kolam ikan milik warga sekitar, yang saat itu disewa untuk lima tahun.
Menurut Edi Sedyawati dkk. (2013), berlatar belakang agama Hindu. Candi ini hanya berhasil dipugar sampai pada bagian tubuh candi karena bagian atap candi sudah tidak dapat direkonstruksi. Walaupun bentuk asli candinya tidak dapat diketahui secara utuh, namun masih bisa disaksikan keindahan arsitekturnya.
Candi Lumbung Sengi berdenah bujur sangkar, terdiri atas batur, kaki, dan badan. Bagian batur, terdiri atas tiga tingkatan tanpa hiasan. Sementara itu, pada bagian kakinya terdapat pipi tangga dan tangga naik ke teras pertama dan badan candi.
Pada kaki candi terdapat bentuk pembingkaian sisi genta dan bingkai patta. Pada kaki sisi timur dan selatan terpahat hiasan sulur-suluran gelung pada bidang relief.
Hiasan-hiasan tersebut menggambarkan sulur-suluran tumbuhan yang keluar dari benda semacam gentong dan menghiasi seluruh bidang panil dan kemudian melingkari pahatan burung nuru di kedua sisi gentong tersebut.
Selain penggambaran gentong, hiasan yang ada pada dinding candi adalah penggambaran sulur-suluran yang keluar dari sesosok makhluk gana yang sedang jongkok dengan tangan yang direntangkan ke atas dan dari tubuhnya mengeluarkan hiasan sulur-suluran yang memenuhi seluruh panil. Di atas bidang panil tersebut terdapat pembingkaian patta dan pahatan guirlande.
Pada kaki Candi Lumbung Sengi, kita masih bisa melihat adanya kaki candi yang memiliki makara berkepala ikan yang di dalam mulutnya terdapat pahatan burung di pipi tangga sisi utara. Sedangkan pada dinding pipi tangga candi terdapat sedikit hiasan sulur-suluran.
Keunikan kaki candi itu adalah pahatan batu berbentuk kubus yang pada sisi depannya terdapat ukiran seperti bentuk pilar, dan di atas, tengah, dan bawahnya diukir sulur-suluran yang terletak di bawah makara.
Di samping batu tersebut terdapat ukiran bunga padma. Pada pipi tangga sisi selatan tidak terdapat makara, namun terdapat pahatan batu berbentuk kubus dengan hiasan yang sama dengan yang di sisi utara.
Pada teras pertama terdapat anak tangga menuju badan candi. Pada badan candi terdapat bilik. Badan candi terletak di teras kedua dengan denah bujur sangkar. Saat ini atap candi diganti dengan penutup atap yang terbuat dari kaca untuk melindungi bagian dalam bilik candi dari air hujan.