1001indonesia.net – Candi Gunung Gangsir terletak di Dukuh Keboncandi, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, sekitar 18 km dari kota Pasuruan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, candi yang dibangun pada sekitar abad ke-10 ini merupakan tugu peringatan atas keberhasilan sistem pertanian yang baru diterapkan masyarakat kala itu.
Tidak banyak informasi yang bisa didapat mengenai candi. Sebagian ahli mengatakan, candi ini dibangun pada masa Mpu Sindok (abad ke-10) dan bahkan lebih tua lagi. Konstruksi bangunan ini menunjukkan bahwa candi ini dibangun pada akhir masa Jawa Tengahan atau masa awal Jawa Timuran.
Namun, sebagian ahli lainnya mengungkapkan bahwa Candi Gunung Gangsir berasal dari masa Majapahit abad ke-14, jika dilihat dari gaya arsitekturnya.
Mengenai fungsi Candi Gunung Gangsir tidak didapatkan informasi yang jelas. Namun, masyarakat setempat mempunyai kisah tersendiri mengenai tujuan pembangunan candi ini.
Konon candi ini dibangun sebagai tugu peringatan atas keberhasilan panen setelah sebelumnya masyarakat belum mengenal pola bercocok tanam. Secara bersamaan candi ini dibangun sebagai penghormatan kepada seorang tokoh yang berhasil membangun sistem pertanian di masyarakat sekitar bernama Nyi Sri Gati.
Nyi Sri Gati merupakan tokoh dalam legenda masyarakat setempat. Dikisahkan, pada zaman dahulu, masyarakat di daerah itu belum mengenal budaya bercocok tanam. Mereka senang mengembara. Makanan utama mereka sebangsa rerumputan.
Suatu saat, rerumputan yang menjadi makanan pokok mereka mulai langka. Pada saat itu, datanglah seorang wanita bernama Nyi Sri Gati. Wanita itu mengajak para pengembara untuk berdoa, meminta petunjuk kepada Sang Hyang Widi tentang bagaimana caranya mengatasi kekurangan pangan yang mereka alami.
Tak lama kemudian datang serombongan burung membawa padi-padian yang dijatuhkan di dekat para pengembara. Padi yang jatuh itu kemudian ditanam oleh Nyi Sri Gati. Beberapa bulan kemudian, tanaman Nyi Sri Gati sudah dapat dipanen. Nyi Sri Gati kemudian menumbuk hasil panennya untuk dijadikan beras, yang kemudian diolahnya menjadi nasi.
Nyi Sri Gati kemudian mengajarkan cara bercocok tanam kepada para pengembara. Sejak saat itu, masyarakat pengembara tersebut menetap dan hidup dari bercocok tanam. Mereka menjadikan padi sebagai makanan pokoknya.
Candi Gunung Gangsir ini pernah mengalami kerusakan berat pada zaman penjajahan Jepang. Banyak hiasan pada dinding candi yang diambil oleh tentara Jepang untuk membiayai perang. Namun kini, Candi Gunung Gangsir telah berdiri utuh setelah selesai dipugar pada 2013.
Kaki candi berbentuk segi empat dengan dengan ukuran sekitar 20 m x 17 m. Tinggi bangunan mencapai sekitar 15 m. Di dalam tubuh candi terdapat ruangan. Pintu masuk ke ruangan tersebut terletak di sebelah barat, berjarak sekitar 5 m dari tanah. Untuk mencapai pintu terdapat tangga yang cukup lebar, yang menjorok jauh ke barat.
Baca juga: Candi Jawi, Bangunan Kuno di Kaki Gunung Welirang