1001indonesia.net – Upacara Adat Besale atau Basale adalah ritual pengobatan yang dilaksanakan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba. Dalam ritual itu, masyarakat Anak Dalam memohon kepada para dewa dan roh-roh leluhur untuk diberi keberkahan dan dijauhkan dari segala malapateka.
Upacara Besale dilaksanakan untuk menyembuhkan orang yang sakit akibat roh jahat. Masyarakat Anak Dalam percaya bahwa penyakit yang diderita oleh keluarga atau kerabat merupakan pertanda terjadinya ketidakselarasan antara dunia manusia dan dunia gaib. Itu sebabnya, perlu digelar upacara untuk mengembalikan keseimbangan dan keselarasan.
Upacara adat Besale yang dilakukan ketika ada permintaan dari masyarakat untuk melakukan pengobatan. Dukun lalu mendiagnosa jenis penyakit yang diderita.
Tidak semua penyakit dapat diobati oleh dukun. Untuk sebagian jenis penyakit, dukun akan menyarankan pada warga yang sakit untuk berobat ke dokter. Jenis penyakit yang dapat disembuhkan lebih kepada penyakit guna-guna yang dapat diobati dengan menggunakan mantra-mantra.
Baca juga: Dulu Klenik Sekarang Islami, Metode Pengobatan Dukun di Jawa Timur
Upacara Besale dilaksanakan oleh Orang Rimba sejak dulu kala dan bertahan hingga kini. Terdapat beberapa jenis Ritual Besale, tergantung dari jenis dan kondisi penyakit yang akan diobati. Jenis-jenis Upacara Besale sebagai berikut:
- Basale besar untuk menyembuhkan penyakit berat.
- Basale kecil bermalim beringin tiga pangkat untuk menyembuhkan sakit ringan.
- Basale bermalim sale untuk menyembuhkan sakit ringan.
- Basale bermalim suraian untuk menyembuhkan sakit “gila”, lupa ingatan, dan dungu.
- Basale bermalim gelemat, untuk menyembuhkan sakit bagi perempuan hamil dan ingin keturunan.
- Basale bermalim katu aro untuk menyembuhkan sakit melahirkan.
- Basale bermalim bujuk untuk mencari jodoh dan bernazar.
- Basale bermalim puncak meligai untuk upacara selamatan besar.
- Basale bermalim timbang dundangan, untuk upacara perkawinan.
- Basale bermalim jadi (bermalim datuk) untuk wabah penyakit.
Upacara adat besale dilakukan pada malam hari. Pada siang hari sebelum upacara dimulai, diadakan beterkas atau mempersiapkan sarana yang dibutuhkan untuk upacara.
Perlengkapan upacara yang dibutuhkan adalah lonceng dari kuningan dengan suara nyaring, dua mangkuk kecil untuk jampi-jampi, kain putih, barte atau bertih (bunga yang dibuat dari beras kering yang ditumbuk), kemenyan, rumah-rumahan kecil dari kayu dan anyaman (balei atau balai), 19 burung-burungan dari daun kelapa, dan sesajen.
Dinding pada balei terbuat dari bambu yang diraut seperti lidi dan tiangnya dari batang kelumbi. Di dalam balei akan disimpan berbagai jenis cace atau kue dan dindingnya akan dipasang hiasan.
Setelah persiapan selesai, prosesi upacara adat akan dipimpin oleh dukun yang memang sudah turun-temurun mewarisi ilmu pengobatan ini. Dukun akan menyanyikan mantra-mantra sambil menari untuk orang yang sedang sakit.
Dukun pun akan dalam kondisi setengah sadar karena tubuhnya dirasuki arwah nenek moyang dan di momen ini lah pengobatan dimulai. Sesajen yang sudah disiapkan akan dipersembahkan kepada dewa-dewa dan para leluhur agar memberikan kebaikan dan menjauhkan masyarakat Anak Dalam dari malapetaka.
Baca juga: Belian Bawo, Ritual Pengobatan Suku Dayak Benuaq