1001indonesia.net – Tidak diragukan lagi, budaya Tionghoa banyak memengaruhi Indonesia. Salah satu yang mencolok adalah bidang kuliner. Misalnya bacang atau bakcang, kuliner Tionghoa yang diminati masyarakat Indonesia.
Bacang dibuat dari campuran beras ketan dan air abu. Adonan kemudian dibungkus daun bambu dan dibentuk segitiga, lalu dimasak dengan cara dikukus atau direbus. Sebelum digunakan, daun bambu harus direndam air sekitar enam jam supaya lentur dan tidak mudah sobek.
Cemilan bertekstur lembut berwarna kekuningan itu bisa diberi ragam isian, seperti daging, jamur, udang, dan kuning telur asin. Ada juga yang tawar tanpa isian yang disebut kwe cang. Yang terakhir ini disantap dengan cocolan saus gula merah siwalan.
Lasem
Di Lasem, kuliner Tionghoa ini istimewa karena bisa ditemukan kapan pun. Padahal, dalam tradisi Tionghoa, makanan ini hanya disajikan saat Hari Raya Peh Cun. Masyarakat Tionghoa merayakan Peh Cun setiap tanggal 5 bulan 5 kalender Imlek.
Hal itu disebabkan oleh proses akulturasi budaya yang terjadi dengan baiknya. Budaya Tionghoa, termasuk kulinernya, telah menyatu dalam keseharian masyarakat Lasem. Bacang yang awalnya hanya disajikan saat hari raya Peh Cun kini menjadi makanan sehari-hari. Bahkan beberapa warga dari suku Jawa mulai membuat makanan khas Tionghoa ini.
Pada tradisi Peh Cun, masyarakat Tionghoa menyiapkan bacang untuk sembahyang mendoakan Qu Yuan, menteri besar di negeri Chu, satu dari tujuh negeri di masa peperangan. Qu Yuan dikenal sebagai pemimpin bersih dan disegani. Namun, ia menceburkan ke Sungai Mi Luo setelah mendengar negeri Chu hancur di tangan petinggi Negeri Qin yang korup.
Mencegah tubuh dan semangat Qu Yuan hancur dimakan ikan, warga menaburkan beras ketan ke sungai. Ikan dibuat kenyang agar tidak memakan tubuh Qu Yuan. Sejak itu, bacang menjadi salah satu unsur penting dalam perayaan Peh Cun.
Di Indonesia, tradisi Peh Cun dirayakan di berbagai daerah. Di Tangerang, Peh Cun dirayakan dengan Festival Cisadane dengan acara utama lomba perahu naga dan kano. Di Pekalongan, selain lomba perahu naga dan pesta makan bacang, perayaan juga disemarakkan dengan festival kuliner dan kesenian tradisional.