1001indonesia.net – Abie Abdillah merupakan desainer muda yang sukses merancang produk-produk mebel dengan mengandalkan bahan-bahan lokal Indonesia. Material lokal, seperti bambu, kayu, dan terutama rotan, saat ini memang sedang digemari oleh para desainer produk.
Elemen lokal sebenarnya sudah menjadi identitas produk Indonesia. Begitu pula dengan teknik pembuatannya, seperti anyaman, ukiran, tenun, maupun batik yang sudah lebih dahulu mendunia. Para desainer produk menjadi kunci penting dalam mengolah elemen lokal dan tradisional Indonesia menjadi lebih relevan dengan kondisi dan tren ke depan.
Salah satu desainer produk andal Indonesia adalah Abie Abdillah. Desainer muda Indonesia ini bermimpi untuk mengangkat derajat rotan Indonesia di pasar dunia. Abie ingin membuat rotan sebagai indentitas material bangsa layaknya Tiongkok yang terkenal sebagai Negeri Tirai Bambu.
Diharapkan rotan dapat menjadi semacam national branding. Dengan demikian, mengenalkan Indonesia tidak hanya lewat budaya semata, tetapi bisa pula lewat rotan sebagai material khas Indonesia.
Menurutnya, banyak material dan teknik pembuatan kerajinan Indonesia yang belum dieksplorasi untuk menciptakan produk yang lebih kontemporer. Padahal, banyak produk kerajinan Indonesia, ukiran misalnya, berpotensi diolah menjadi produk modern kelas dunia.
Meski sudah dilirik oleh masyarakat internasional, penerimaan di dalam negeri justru makin berat. Pasalnya, banyak orang masih memandang sebelah mata produk dari material khas Indonesia karena dianggap tidak tahan lama, kuno, dan kurang berkelas.
Untuk mengubah pandangan itu, kreativitas desainer mutlak diperlukan. Indonesia memiliki material alam dan teknik pembuatan kerajinan yang berpotensi besar untuk diterima pasar dunia. Yang diperlukan adalah memahami apa yang diinginkan dan disukai pasar dunia saat ini.
Diperkirakan permintaan pasar terhadap produk kerajinan dari material khas Indonesia akan meningkat secara signifikan. Untuk itu, para desainer perlu mengantisipasi dengan produk yang lebih bernuansa kontemporer sesuai dengan keinginan pasar saat ini.
Rotan
Rotan menjadi salah satu komoditas hutan terbesar di negeri ini, atau nomor dua setelah kayu. Bahkan, sekitar 80 persen kebutuhan rotan dunia dipenuhi oleh Indonesia. Itu pun dari sekitar 600 spesies, baru 8% yang dimanfaatkan menjadi komoditas komersial. Jadi, masih besar potensi rotan Indonesia yang belum termanfaatkan.
Rotan inilah yang menjadi inspirasi dan sumber ketertarikan utama dari Abie Abdillah. Lulusan Jurusan Desain Produk Institut Teknologi Bandung ini memang memiliki impian besar terhadap rotan Indonesia ini untuk sukses di kancah internasional.
Ia bercerita, saat masih kecil dan tinggal di Bandung, keluarganya punya satu set sofa rotan yang sering digunakan untuk bersantai di teras rumah.
Di kemudian hari, setelah memahami desain, ia baru menyadari bahwa sofa rotan yang ada di rumahnya itu adalah replika dari desain Isamu Kenmochi, desainer Jepang yang sangat dihormati pada masanya.
Namun, persinggungan Abie dengan rotan yang sesungguhnya baru dimulai ketika ia kuliah di Bandung. Suatu kali, ia ikut berkunjung bersama rombongan mahasiswa Desain Interior ITB ke PT Yamakawa Rattan yang berlokasi di Cirebon.
Saat itu, Yazuru Yamakawa, desainer dan pendiri PT Yamakawa Rattan, berucap, “Desainer Indonesia, bila ingin dikenal dan dihargai dunia, jadilah desainer rotan.” Perkataan itu amat membekas pada Abie Abdillah dan mendorongnya untuk menggeluti desain furnitur berbahan rotan.
Dengan kemampuan desain yang dimiliki Abie, kini harapan dan ambisi besar untuk sukses memasarkan produk-produk kerajinan berbahan lokal di pasar dunia semakin terbuka lebar. Melalui Studio Hiji yang dirintisnya sejak 2009, peraih berbagai penghargaan desain di banyak ajang internasional ini mendesain produk-produk mebel bernuansa kontemporer dengan bahan utama rotan dan kayu.
Untuk mempromosikan produknya di kancah internasional, Abie rajin mengikuti berbagai pameran. Awalnya usaha yang harus dibiayainya hingga puluhan juta rupiah tiap pameran yang diikutinya ini tidak mendatangkan pembeli.
Namun, menghadapi tantangan berat ini, Abie pantang menyerah. Ia tetap gigih memperjuangkan produk-produk ciptaannya dan juga cita-citanya untuk mengembangkan bahan baku dan teknik kerajinan lokal.
Sampai akhirnya ia memetik hasil dari kegigihannya. Sekarang, produk Studio Hiji sudah mampu dipasarkan baik di dalam negeri (80%) maupun di luar negeri ( 20%).
Selain itu, Studio Hiji juga telah memiliki satu distributor untuk Asia Tenggara yang berbasis di Singapura, yaitu The Common Goods. Dari distributor inilah, Studio Hiji telah memiliki klien salah satu restoran di Malaysia.
Sumber:
- http://swa.co.id/youngster-inc/youngsterinc-startup/perjuangan-abie-abdillah-bergelut-di-bisnis-desain-rotan
- https://www.maxmanroe.com/abie-abdillah-sukses-berjuang-dan-bergelut-di-bisnis-desain-rotan-lewat-studio-hiji.html
- Kompas, Minggu, 18 Desember 2016.