Candi Tegowangi, Tempat Pendarmaan Bhre Matahun

1718
Candi Tegowangi
Menurut Kitab Pararaton, Candi Tegowangi merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun.(Foto: idsejarah.net)

1001indonesia.net – Candi Tegowangi yang disebut juga dengan Candi Sentul terletak di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, sekitar 24 kilometer dari kota Kediri. Letaknya agak tersembunyi di kawasan perumahan penduduk, sekitar 1 km dari jalan raya. Namun lingkungan di sekitar candi sudah tertata apik.

Candi Hindu ini diperkirakan dibangun atas perintah Raja Hayam Wuruk. Bangunan ini didirikan untuk meruwat (menghilangkan keburukan) Bhre Matahun, sepupu Raja Hayam Wuruk. Nama Tegowangi tercantum dalam Kitab Pararaton, yang meyebutkan bahwa Bre Matahun yang meninggal pada tahun 1310 Saka (1388 M) didarmakan di Tigawangi.

Sementara itu, dalam kitab Negarakrtagama disebutkan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada 1400 M di masa Majapahit karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.

Candi Tegowangi menghadap ke barat, berdenah dasar bujur sangkar dengan ukuran 11,2 x 11,2 meter. Tingginya diperkirakan mencapai 4,35 m. Fondasinya terbuat dari bata sedangkan batu kaki dan sebagian tubuh yang masih tersisa terbuat dari batu andesit.

Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga panel tegak yang dihiasi raksasa (gana) duduk jongkok; kedua tangan diangkat ke atas seperti mendukung bangunan candi. Di atasnya terdapat tonjolan-tonjolan berukir melingkari candi. Di atas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada pipi tangga terdapat pahatan yang menggambarkan pemain genderang. Bagian bawah kaki candi dihiasi panil pahatan dengan motif sulur-suluran, bunga dan gana yang dipasang berselang-seling. Pada bilik tubuh candi terdapat Yoni dengan cerat (pancuran) berbentuk naga.

Dinding kaki candi dihiasi relief yang sangat halus pahatannya, yang memuat cerita dari Kidung Sudamala. Cerita ini berisi tentang pengruatan (pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu dalam cerita Pandawa.

Relief dengan cerita Sudamala ini yang menguatkan dugaan bahwa Candi Tegawangi dibangun untuk tujuan pengruwatan. Relief yang memuat kisah Sudamala juga terdapat di Candi Sukuh.

Di sudut tenggara halaman candi terdapat jajaran batu reruntuhan candi yang masih belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula. Di antaranya terdapat juga beberapa arca, termasuk arca Parwati, Ardhanari, dan Garuda berbadan manusia.

Candi Tegowangi
Relief Sudamala pada salah satu sisi Candi Tegowangi (foto: Luana Yunaneva/Kompasiana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

9 − 2 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.