Reba, Pesta Adat Pergantian Tahun Masyarakat Ngada

1449
Pesta Adat Reba Ngada
Masyarakat Ngada mengadakan pesta adat Reba sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan setiap pergantian tahun. (Foto: Pewarta Nusantara)

1001indonesia.net – Pesta Adat Reba digelar oleh masyarakat Ngada di Nusa Tenggara  Timur dalam rangka menyambut pergantian tahun. Salah satu ciri khas dari upacara adat ini adalah dijadikannya uwi sebagai hidangan utama.

Pesta Reba biasanya diselenggarakan pada Desember hingga Februari, tergantung petunjuk pemegang adat (kepo wesu). Pesta adat ini menjadi yang terbesar yang diadakan masyarakat Ngada sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil berkah yang mereka nikmati. Orang Ngada di perantauan akan pulang ke kampung halaman demi bisa menghadiri upacara ini.

Dalam pesta Reba, rasa syukur manusia atas kebaikan Tuhan disimbolkan lewat uwi (ubi). Uwi menjadi hidangan utama dalam upacara adat Reba karena pentingnya bahan makanan ini bagi masyarakat di sana.

Bagi masyarakat Ngada, uwi adalah sumber makanan yang tidak akan habis disediakan oleh bumi. Uwi bisa dipanen sepanjang tahun sehingga masyarakat Ngada tidak akan pernah mengalami rawan pangan.

Masyarakat Ngada percaya, uwi merupakan personifikasi seorang tokoh mitologis perempuan yang dikirim Tuhan dan mengorbankan dirinya demi kesejahteraan bersama.

Upacara ini menjadi kesempatan istimewa bagi orang Ngada untuk berkumpul dalam rumah adat masing-masing. Ritual ini juga menjadi sarana untuk mengukuhkan tali persaudaraan karena segala permusuhan dan perselisihan dalam keluarga harus berakhir saat itu juga.

Rangkaian acara

Sehari sebelum acara digelar, dilaksanakan upacara pembukaan (su’i uwi). Malamnya, warga makan dan minum bersama (ka maki Reba) sembari menunggu pagi.

Pagi harinya, sebelum upacara digelar, masyarakat melaksanakan misa inkulturasi yang dipimpin seorang pastur. Seluruh prosesi misa dibawakan dengan bahasa lokal Ngada.

Setelah misa selesai, digelarlah upacara Reba dengan iringan tarian dan musik tradisional di luar gereja. Para penari menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang ujungnya dihiasi bulu kambing berwarna putih (tuba).

Masyarakat pun turut bernyanyi dan menari dalam kegembiraan. Semuanya serempak menari dalam lingkaran, berpegangan tangan, dan menghentakkan kaki secara ritmis. Suasana upacara adat bertambah meriah ketika para penonton dan penari disodori satu-dua gelas arak (tua ara).

Upacara Reba Ngada
Para penari menggenggam tongkat warna-warni yang ujungnya dihiasi bulu kambing berwarna putih (tuba) bersiap mengikuti upacara Reba. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

2 + nine =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.