1001indonesia.net – Masyarakat petani di berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang melimpah. Salah satunya adalah tradisi wiwitan yang digelar oleh masyarakat petani di Kabupaten Bantul.
Salah satu wilayah yang masih melaksanakan tradisi ini adalah Dusun Sukorame, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo. Masyarakat petani di sana setiap tahun rutin mengadakan upacara wiwitan.
Selain sebagai ungkapan rasa syukur, tradisi ini juga digelar sebagai doa agar musim tanam berikutnya berjalan dengan lancar. Tradisi ini juga berfungsi untuk mempererat persatuan warga.
Upacara diawali dengan masyarakat datang ke lokasi upacara dengan membawa makanan, mulai dari nasi, ingkung, hingga jagung. Makanan itu merupakan olahan hasil bumi masyarakat setempat. Sampai di lokasi, makanan itu ditata di pojokan sawah. Salah seorang sesepuh desa kemudian memanjatkan doa.
Setelah prosesi itu, makanan dibawa ke balai, kemudian didoakan secara agama Islam. Selesai didoakan, seluruh makanan dibagikan menggunakan sarang atau wadah yang terbuat dari anyaman daun kelapa.
Selain itu, pengunjung juga dibagikan nasi wiwitan dalam pincuk daun pisang, berisi nasi uduk, sambal gepeng, ikan asin, suwiran daging ayam, ditambah urap yang berasal dari daun dadap serep dan daun turi.
Setelah makan, pengunjung dipersilakan membawa pulang makanan yang diperoleh dari acara kenduri tersebut untuk dimakan bersama keluarga agar berkahnya sampai rumah.
Tradisi wiwitan ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat setempat. Biasanya digelar hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon saat panen raya.
Sebenarnya, tradisi wiwitan tidak hanya ditemukan di Bantul saja, tapi juga di Sleman, Solo, Klaten, dan daerah sekitarnya. Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ini semakin jarang ditemukan.