Rencong, Simbol Kebesaran dan Keberanian Masyarakat Aceh

4956
Rencong Aceh
Foto: wacana.co

1001indonesia.net – Rencong atau reuncong adalah salah satu senjata tradisional Indonesia  yang sangat unik. Senjata ini menjadi identitas Aceh hingga provinsi di ujung barat Indonesia itu mendapat julukan “Tanah Rencong”.

Menurut catatan sejarah, rencong telah digunakan sejak masa sultan pertama Kesultanan Aceh, Sultan Ali Mughayat Syah, pada abad ke-16 M.  Namun, sampai saat ini belum diketahui siapa yang pertama kali membuatnya.

Senjata tradisional ini dikenkan oleh semua lapisan masyarakat Aceh, baik kaum bangsawan maupun dan rakyat biasa. Keberadaannya menggantikan kedudukan pedang. Bentuknya yang lebih kecil membuatnya tidak terlihat mencolok.

Rencong juga digunakan oleh para pejuang Aceh dalam melawan penjajah Belanda. Sebab itu, sennjata tradisional ini menjadi simbol perjuangan dan keberanian masyarakat Aceh. Belanda sampai menjuluki orang Aceh sebagi orang gila karena berani melawan serdadu bersenjata lengkap hanya dengan sebilah senjata tajam.

Selain sebagai alat untuk mempertahankan diri, senjata ini juga menjadi hiasan yang bernilai seni, memiliki makna filosofis, dan menjadi simbol kebesaran masyarakat Aceh. Rencong yang tersampir di pinggang merupakan penanda egalitarianisme dan ketinggian martabat.

Kini, rencong masih digunakan sebagai atribut busana dalam upacara tradisional Aceh. Senjata tradisional ini digunakan juga sebagai cenderamata, dan dapat ditemukan hampir di semua toko kerajinan khas Aceh.

Legenda

Dalam legenda yang dikisahkan turun-temurun, diceritakan rencong merupakan senjata yang pertama kali dipakai untuk membunuh Geureuda (burung garuda yang rakus) yang kerap meneror masyarakat. Ia memakan buah-buahan, tanaman, dan hewan ternak milik warga.

Berbagai upaya dilakukan untuk menangkap dan membunuh burung itu. Namun, upaya untuk menjebaknya tak berhasil. Berbagai senjata pun tak mampu melukainya. Seorang pandai besi kemudian membuat rencong setelah puasa, shalat dan berdoa kepada Tuhan.

Unsur Islam

Konon bentuk unik senjata ini menyerupai tulisan kaligrafi dari kalimah Bismalah. Gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada bagian sikunya merupakan aksara Arab Ba. Bujuran gagang tempat menggenggam merupakan aksara Sin.

Sementara bentuk lancip yang menurun pada pangkal besi dekat dengan gagangnya merupakan aksara Mim. Lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara Lam; ujung yang meruncing dengan dataran sebelah atas mendatar dan bagian bawah yang sedikit melekuk keatas merupakan aksara Ha.

Rangkaian dari aksara Ba, Mim, Lam, dan Ha itu mewujudkan kalimah Bismillah.

Bentuk dan jenis rencong

Rencong memiliki kemiripan rupa dengan keris. Panjang mata pisau rencong dapat bervariasi dari 10 Cm sampai 50 Cm. Mata pisau tersebut dapat berlengkuk seperti keris, namun dalam banyak rencong, dapat juga lurus seperti pedang.

Baca juga: Keris, Fungsinya Lebih dari Sekadar Senjata

Senjata tajam ini dimasukkan ke dalam sarung belati yang terbuat dari kayu, gading, tanduk, atau kadang-kadang logam perak atau emas. Saat dibawa, rencong disampirkan di pinggang, diselipkan di antara sabuk di depan perut pemakai.

Ada empat jenis rencong. Masing-masing memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Pertama, rencong pudoi, yaitu rencong yang gagangnya hanya lurus saja dan pendek sekali. Istilah pudoi dalam masyarakat Aceh adalah sesuatu yang dianggap masih kekurangan, atau masih ada yang belum sempurna.

Kedua, rencong meukure, yaitu rencong yang diberi hiasan seperti gambar hewan, akar kayu, dan bunga di bagian mata pisaunya. Gambar-gambar tersebut oleh pandai besi ditafsirkan dengan bermacam-macam kelebihan dan keistimewaan.

Rencong yang disimpan lama maka pada mulanya akan terbentuk sejenis arit atau bentuk yang disebut kuree. Semakin lama atau semakin tua usia sebuah rencong makin banyak pula kuree yang terdapat pada mata rencong yang bersangkutan. Kuree ini dianggap mempunyai kekuatan magis.

Ketiga, rencong meupucok, yaitu rencong yang di atas gagangnya ada sebuah pucuk yang biasanya terbuat dari emas. Gagang bagian bawahnya agak kecil dan semakin ke ujung semakin membesar. Jenis digunakan untuk hiasan.

Biasanya, rencong meupucok ini dipakai pada upacara-upacara resmi yang berhubungan dengan masalah adat dan kesenian. Ukiran yang terdapat pada gagangnya bermacam-macam bentuknya, ada yang menyerupai bunga mawar, kembang daun, dan lainnya, tergantung kepada selera pemakai.

Keempat, rencong meucugek, yaitu rencong yang pada gagangnya ada suatu bentuk cugek (perekat dan bergagang lengkung 90 derajat). Cugek ini diperlukan untuk mudah dipegang dan tidak mudah lepas waktu menikam ke badan lawan atau musuh.

Rencong ini berbentuk meucungkek, dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan yang berlebihan sesama manusia, karena kehormatan yang hakiki hanya milik Allah semata.

Maksudnya, bila rencong meucungkek disisipkan di bagian pinggang atau di bagian pusat maka orang tersebut tidak dapat menundukkan kepala atau membongkokkan badannya untuk memberi hormat kepada orang lain karena perutnya akan tertekan dengan gagang meucungkek tersebut.

Gagang meucungkek itu juga dimaksudkan agar, pada saat-saat genting, dengan mudah dapat ditarik dari sarungnya dan tidak akan mudah lepas dari genggaman. Satu hal yang membedakan senjata tradisional ini dengan yang lainnya adalah rencong tidak pernah diasah karena hanya ujungnya yang runcing saja yang digunakan.

Selain itu, rencong juga memiliki tingkatan menurut bahan pembuatannya. Untuk raja atau sultan, biasanya sarungnya terbuat dari gading dan mata pisaunya dari emas serta memiliki ukiran berupa kutipan ayat Alquran. Sementara jenis-jenis lainnya biasanya terbuat dari tanduk kerbau ataupun kayu sebagai sarungnya, dan kuningan atau besi putih sebagai belatinya.

Selain beberapa jenis rencong yang telah disebutkan, kita mengenal senjata yang mirip dengan rencong. Benda ini disebut dengan siwaih. Senjata ini juga dignakan untuk menyerang. Bentuknya hampir sama dengan rencong, tetapi ukurannya (baik besar maupun panjang) melebihi dari rencong.

Siwaih sangat langka ditemui. Selain karena harganya yang mahal, senjata ini merupakan bagian dari perlengkapan raja-raja atau para uleebalang.

Bagian-bagian dari rencong

Rencong mempunyai bagian-bagian yang mempunyai masing-masing fungsi. Ada empat bagian dari rencong sebagai berikut:

1. Hulu Rencong (goo)

Hulu merupakan bagian gagang, yaitu tempat untuk menggenggam senjata rencong. Hulu biasanya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tanduk kerbau atau gading gajah yang sudah cukup tua.

2. Ukiran

Untuk memperindah wujudnya, dibuatlah ukiran dengan bentuk hiasan tertentu. Tidak ada syarat tertentu pada macam jenis ukiran. Pemilik atau pembuat bebas memilih ukiran yang disukainya karena ukiran-ukiran ini tidak mempunyai makna tertentu.

Beberapa bentuk ukiran, di antaranya adalah kalimat syahadat, bentuk daun, bunga, bintang, bulan, dan matahari. Bentuk-bentuk ini hanya dimaksudkan untuk memenuhi unsur estetika semata dan tidak mengandung unsur magis.

3. Perut Rencong

Bagian tengah rencong disebut perut, yaitu bagian mata rencong yang lebih lebar dibanding ujung dan pangkal. Fungsi perut rencong adalah untuk membelah.

Lengkung ini memberi batas tertentu yang berfungsi sebagai pengendali gagang atau sebagai alat untuk menekan. Bagian perut rencong yang digunakan dalam perang akan digosok dengan racun, seperti juga bagian mata atau ujungnya.

4. Ujung Rencong

Ujung rencong merupakan bagian yang tajam. Bagian ini menentukan keampuhannnya sebagai sebuah senjata. Sebuah rencong akan semakin ampuh kalau ujungnya semakin tajam. Bagian ujung rencong bukan hanya bagian ujung rencong saja, tetapi termasuk juga bagian pangkal perut rencong.

5. Batang Rencong

Batang rencong adalah mata rencong yang pertama setelah “leher” rencong. Batang rencong merupakan tumpuan kekuatan sebuah rencong. Bagian ini lebih tebal dan kuat dibandingkan dengan perut dan ujung rencong karena rencong adalah senjata tikam.

Baca juga: Kujang, Benda Pusaka Masyarakat di Tatar Sunda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

thirteen − three =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.