Adu Betis, Tradisi Unik dari Sulawesi Selatan

3309
Tradisi Adu Betis
Tradisi adu betis atau Mallanca digelar masyarakat Sulawesi Selatan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. (Foto: BONEPOS.COM)

1001indonesia.net – Budaya agraris Nusantara memiliki beragam tradisi unik untuk merayakan momen-momen penting dalam bercocok tanam. Salah satunya adalah tradisi adu betis. Tradisi tersebut merupakan cara masyarakat di Sulawesi Selatan mengungkapkan rasa syukur atas berkah panen yang didapatnya.

Pada umumnya, sawah-sawah di sana bersifat tadah hujan, hanya panen sekali dalam setahun. Itu sebabnya, tradisi yang oleh masyarakat setempat disebut Mallanca atau Mappalanca itu hanya diadakan setahun sekali, biasanya pada bulan Agustus. Sering kali Mallanca digelar bersamaan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Sesuai namanya, Mallanca dimainkan dengan cara para peserta saling menendangkan betis mereka. Tradisi turun-temurun itu dilakukan secara berkelompok di areal sawah yang habis dipanen.

Dibutuhkan 2 tim, masing-masing terdiri atas 2 orang derwasa. Dua orang akan menjadi penendang. Sementara dua orang lainnya harus memasang kuda-kuda agar tidak jatuh saat betisnya diadu oleh lawan.

Uniknya, adu betis ternyata bukan lomba. Tidak ada pemenang karena tradisi yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan itu hanya untuk menunjukkan kekuatan peserta.

Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun itu terbilang ekstrem. Tidak jarang ada peserta yang mengalami keseleo atau bahkan patah tulang karena kuatnya betis lawan. Sebab itu, anak-anak dilarang ikut menjadi peserta.

Kerasnya tradisi adu betis tidak menyurutkan masyarakat untuk mengikutinya. Keseruan unjuk kekuatan betis itu bahkan selalu dinanti oleh masyarakat setempat.

Selain untuk menunjukkan kekuatan, tradisi ini menggambarkan rasa kebersamaan dan gotong royong masyarakat Sulawesi Selatan. Tak ada dendam dari para peserta yang bertanding meski kaki cidera akibat benturan dengan lawan main.

Seluruh persiapan acara dilakukan bersama-sama. Biasanya, para ibu datang ke lokasi acara membawa makanan. Makanan itu disantap bersama setelah acara selamatan sebelum pagelaran Mallanca dimulai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

20 − five =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.