Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP)

1355

1001indonesia.net – Pemerintahan Joko Widodo menunjukkan keseriusannya dalam upaya menumbuh-kembangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa dan negara dengan membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Dijanjikan cara kerja unit ini dalam membumikan nilai-nilai Pancasila tidak seperti yang terjadi saat Orde Baru.

Lembaga ini diketuai oleh Yudi Latif dengan 9 dewan pengarah, yaitu mantan Ketua Umum PP Muhammadiayah Syafii Maarif, Ketua Umum PB NU Said Aqil Siroj, mantan Wapres Try Sutrisno, presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin, rohaniwan Andreas, Anangguru Yewangoe, mantan Ketua MK Mahfud MD, Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, dan pengusaha Sudhamek AWS.

Dalam melaksanakan tugasnya, lembaga ini dijanjikan memiliki format baru yang tidak akan sama dengan format yang dimiliki oleh BP7 di era Orde Baru. BP7 menumbuhkan nilai-nilai Pancasila melalui penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Sementara UKP-PIP membumikan Pancasila dengan mengoordinasikan, mengendalikan, dan membenahi pengajaran Pancasila di sekolah-sekolah.  UKP-PIP membantu merumuskan bahan ajar, sistem pengajaran, dan metodologi pembelajaran Pancasila untuk kementerian yang terkait dengan pendidikan.

Pembentukan unit kerja presiden ini patut diapresiasi dan didukung. Pasca tumbangnya Orde Baru, Pancasila kurang mendapat tempat dalam pembelajaran di sekolah. Mayoritas orang Indonesia mungkin hafal sila-sila Pancasila, tapi seberapa yang mengerti nilai-nilai yang dikandungnya dan kemudian mengamalkannya dalam kehidupan keseharian.

Tentu menjadi tantangan bagi lembaga yang baru dibentuk ini adalah bagaimana mengaktualkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan saat ini. Setiap zaman memiliki peluang dan tantangannya sendiri-sendiri. Untuk membumikan Pancasila pada generasi sekarang tentu dibutuhkan cara pendekatan yang sesuai dengan hal tersebut.

Jangan sampai program yang dijalankan mengawang dan tak menyentuh kehidupan nyata masyarakat terutama generasi mudanya karena pada merekalah masa depan bangsa ini bersandar. Untuk itu, diperlukan cara-cara kreatif dan inovatif sehingga program kerja yang ditawarkan dapat diterima dengan baik.

Keterlibatan anak-anak muda dari berbagai kalangan juga sangat diperlukan. Kalau mau jujur, anak-anak mudalah yang paling mengerti dengan tantangan dan peluang zaman saat ini. Juga idealisme yang masih mereka miliki membuat merekalah yang paling diharapkan untuk menjadi agen dan motor perubahan sosial. Langkah mereka pun masih panjang. Satu yang pasti, kualitas negara di masa depan ditentukan oleh mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

seventeen − 12 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.