1001indonesia.net – Ida Bagus Oka Wirjana (Blangsinga) dikenal sebagai maestro tari Kebyar Duduk. Saat menari, gerakan kipas dan kibasan kancut (kain) panjangnya memancarkan aura luar biasa. Baginya, menari adalah keyakinan hidup sehingga sukma, jiwa, dan raganya menyatu dalam setiap gerak.
Tari Kebyar Duduk diciptakan oleh I Ketut Mariya (Mario) dari Tabanan. Dalam tari ini, penari berposisi duduk dengan salah satu kaki ditekuk. Meskipun dalam posisi duduk, lewat gerakan yang disebut nyeregseg nyongkok, penari masih bisa lincah bergerak menggeser tubuh.
Dalam tarian Kebyar Duduk, bagian atas tubuh lebih banyak digerakkan untuk mengartikulasikan ide tarian. Pergerakan tubuh bagian atas itu sangat dominan dan diikuti beragam desain tangan dan kipas yang melintas di depan dada.
Seniman Bali kelahiran Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh pada 15 Februari 1929 ini mengembangkan Kebyar Duduk dengan aroma Tari Baris yang kuat. Oka Blangsinga sejak umur 8 tahun belajar menari Baris dari pamannya Ida Bagus Kompiang. Hal ini menjadi bekal kuat untuk meneruskan tarian Balinya, terutama dalam tarian Kebyar.
Tari Kebyar Duduk ia pelajari secara autodidak melalui pengamatan langsung sewaktu maestro I Ketut Mariya menari dan mengajar tari. Kala itu, ia masih duduk di Sekolah Rakyat di Tabanan semasa penjajahan Jepang. Ia kemudian banyak mendapatkan bimbingan dari tokoh-tokoh kesenian Gianyar lainnya, seperti Anak Agung Gede (Puri Sukawati), Cokorde Oka (Puri Singapadu), Bapak Geriya, dan Bapak Geredek (Singapadu).
Ida Bagus Oka Blangsinga memang memiliki seluruh syarat ideal seorang penari Kebyar Duduk. Posturnya cukup, wajahnya tampan, dan mata lebarnya menguntungkan berbagai bentuk seledet (gerak mata) yang menjadi ciri khas tari Bali. Ia juga memiliki kondisi fisik yang prima, yang sangat penting bagi penari Bali. Sebab, penari Bali perlu untuk mendistribusikan seluruh bagian tubuhnya secara konsisten, yang disebut ngunda bayu.
Kemampuan untuk ngunda bayu ini akan melahirkan berbagai jenis gerak yang berkualitas, dan mengukuhkan sebuah gaya tari yang khas dari sang penari. Blangsinga melahirkan gaya yang khas, yaitu Kebyar Duduk “Gaok Macok”, yang menampilkan aroma Baris yang galak. Ini berbeda I Ketut Mariya yang menampilkan tari Kebyar Duduk dalam aroma tari gandrung yang lincah menggoda.
Pada 3 Februari 2017 lalu, seniman yang menari sejak usia belia ini berpulang pada usia 87 tahun. Kesetiaan dan kemampuan Oka Blangsinga dalam tari Kebyar Duduk tak diragukan. Sampai menjelang akhir hidupnya, ia membimbing anak-anak menari Bali klasik secara gratis. Ia juga menjadi tempat belajar para penari lainnya.
*) Tulisan diolah dari beberapa sumber.