Srimulat, Kelompok Lawak Indonesia yang Melegenda

3745
Srimulat, Kelompok Lawak Indonesia yang Melegenda
Grup Lawak Srimulat (Foto: merdeka.com)

1001indonesia.net – Kelompok lawak Srimulat dinamai sesuai pendirinya, Raden Ayu Srimulat. Grup lawak ini pernah menjadi kelompok lawak paling populer di Indonesia. Sempat pula memiliki cabang di berbagai kota besar di Pulau Jawa. Meski mengalami banyak persoalan, grup lawak legendaris ini mampu bertahan lama.

Sosok fenomenal di balik pendiriannya adalah R.A. Srimulat. Ia lahir di Solo dari keluarga bangsawan. Ayahnya adalah kepala distrik (camat) Bekonang. Cintanya pada kesenian mendorongnya untuk terjun ke dunia pertunjukan. Ia kemudian menjadi penyanyi di grup ketoprak Bintang Timur. Keluarganya yang menganggap tampil dalam rombongan ketoprak keliling sebagai aib kemudian mengucilkannya.

Pada 1950, bersama seorang seniman bernama Teguh Slamet Rahardjo (KoTjien Tiong), yang menjadi suaminya, ia mendirikan Gema malam Srimulat. Awalnya grup lawak ini merupakan kelompok seni suara dan tari yang tampil di Taman Sriwedari Surakarta, Jawa Tengah. Kelompok ini menampilkan musik dan lagu dengan nada Jawa dan irama keroncong (gaya musik campuran), dan dipadulawakan.

Setelah satu tahun berdiri, para pelawak dari Dagelan Mataram, seperti Joni Gudel, Bandhempo, dan Atmonadi bergabung. Bergabungnya pelawak Dagelan Mataram ini mengubah karakter pertunjukan mereka. Unsur lawakan menjadi lebih menonjol.

Mereka kemudian keliling, tampil dari satu kota ke kota lain di seluruh Pulau Jawa, bahkan sampai ke Medan, Banjarmasin, Balikpapan, dan Palangkaraya.

Di akhir tahun 1960, kelompok kesenian ini pentas di Pekan Raya Surabaya, yang kemudian berubah nama menjadi Taman Hiburan Rakyat Surabaya. Kelompok ini kemudian menjadi pengisi acara tetap. Nama Gema Malam Srimulat kemudian diubah menjadi Srimulat Review untuk memberi kesegaran. Kelompok ini terus berkembang, baik popularitasnya maupun jumlah anggotanya. Pada 1963, namanya berubah menjadi Aneka Ria Srimulat.

Pada perkembangan selanjutnya, kelompok lawak ini mendirikan panggung-panggung tetapnya di Surabaya, Solo, Semarang, dan Jakarta. Selama dekade 1970 sampai 1980-an, Srimulat mampu mengukuhkan posisinya sebagai salah satu grup lawak paling tenar di Indonesia, terutama sejak mereka secara rutin tampil di Taman Ria Senayan Jakarta dan juga TVRI Stasiun Pusat Jakarta.  Saat-saat itu adalah masa kejayaan mereka.

Namun, dengan semakin banyaknya lawakan serupa di televisi, nama Srimulat semakin lama meredup. Masalah juga datang dari internal mereka sendiri dengan banyaknya anggota yang andal keluar dari grup ini.  Akhirnya, pada 1989, Teguh membubarkan grup lawak ini, setelah dua tahun sebelumnya serial Srimulat di TVRI dihentikan.

Srimulat bangkit kembali pada Agustus 1995 saat Gogon mengusulkan reuni Srimulat. Acara ini terbilang sukses dan menyedot banyak penonton hingga di siarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta pada 1995-2003. Sejak itu, grup lawak ini kembali mengalami pasang surut. Meski terpencar dan berjuang sendiri-sendiri, beberapa anggotanya masih berusaha untuk mengangkat nama Srimulat kembali.

Meski tidak pernah lagi mencapai masa kejayaan seperti dulu, terbukti nama Srimulat masih kuat dalam ingatan masyarakat. Beberapa anggotanya yang sudah menjadi selebriti dan berkecimpung dalam dunia hiburan secara mandiri pun tetap bangga menyandang nama Srimulat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

13 − four =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.