Nyanyi Panjang, Membagikan Kisah Ala Suku Petalangan

705
Nyanyi Panjang
Foto: Marhalim Zaini/Youtube.com

1001indonesia.net – Nyanyi Panjang adalah salah satu tradisi lisan masyarakat Suku Petalangan di Kabupaten Pelalawan, Riau. Tradisi lisan ini berbentuk cerita yang dinyanyikan atau dilagukan. Sesuai namanya, penyampaian kisah memakan waktu panjang atau lama, biasanya lebih dari satu malam untuk satu cerita.

Cerita-cerita tersebut disampaikan oleh tukang cerita atau disebut juga tukang nyanyi. Ciri cerita yang disampaikan adalah gaya bahasanya bercorak prosa lirik atau prosa berirama, banyak pengulangan, dan struktur cerita seperti hikayat Melayu lainnya, yaitu pengenalan, pengembaraan, dan penyelesaian.

Tradisi lisan ini dibedakan menjadi Nyanyi Panjang Tombo dan Nyanyi Panjang Biasa. Nyanyi Panjang Tombo menceritakan tentang sejarah, hukum, dan aturan adat. Iramanya beraneka ragam dan disesuaikan dengan isi cerita. Penyanyinya dipilih secara turun-temurun dalam lingkungan keluarga.

Sedangkan Nyanyi Panjang Biasa sifatnya umum, bahasa dituturkan secara bebas, cerita yang ditampilkan biasanya lebih singkat, mengandung rincian tapal batas tanah wilayat secara jelas, tidak dilengkapi dengan ungkapan-ungkapan baku dan tunjuk ajar yang lainnya. Cara penuturannya biasa, dan untuk menghafalkannya pun relatif lebih mudah karena tidak sulit dalam pengucapannya.

Dalam pertunjukannya, tukang cerita menduduki peran paling penting. Sebab, tak hanya sebagai tukang cerita, ia juga berperan sebagai penyanyi, penggubah, dan pencipta.

Tradisi lisan khas suku Petalangan ini dipertunjukan pada beraga acara, seperti pernikahan, kelahiran anak, dan acara-acara tradisi lainnya. Kegiatannya digelar di malam hari. Biasanya selepas Isya hingga pukul 4 dini hari.

Si tukang nyanyi biasanya diberi tempat khusus berupa tilam kecil, atau hanya tikar biasa. Setelah meminta izin kepada si pemilik hajat dan khalayak yang hadir, ia naik ke tempat nyanyi.

Sebagai pembuka, mulailah ia melantunkan pantun bebalam. Setelah itu barulah ia masuk ke jalan cerita yang akan disampaikan. Lamanya pantun bebalam tergantung pada si tukang nyanyi dan khalayak yang merespons pantun dari si tukang nyanyi.

Pemerintah Indonesia melalui Kemdikbud telah menetapkan Nyanyi Panjang sebagai salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Provinsi Riau.

Baca juga: Pantun Batobo, Warisan Budaya Tak Benda dari Riau

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

three × one =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.