1001indonesia.net – Tempe adalah makanan tradisional hasil fermentasi yang sangat populer di Indonesia bahkan hingga mancanegara. Meski umumnya yang dikenal adalah tempe yang terbuat dari biji kedelai, sebenarnya di Indonesia, ada berbagai jenis tempe dari biji-bijian lainnya atau bahkan terbuat dari daun singkong.
Sebagai makanan asli Indonesia, tempe telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2017 dengan Nomor Registrasi 201700525. Makanan kesukaan Presiden Sukarno ini juga sudah didaftarkan ke UNESCO untuk menjadi warisan budaya kuliner dunia.
Selain dari bahan kedelai, terdapat pula berbagai jenis tempe yang terbuat dari bahan lain. Keanekaragaman biji-bijian di Indonesia menyediakan banyak pilihan bagi bahan pembuatan tempe.
Berikut beragam jenis tempe selain yang terbuat dari kedelai.
1. Tempe bongkrek
Berasal dari daerah Banyumas, tempe bongkrek dibuat dari bahan baku ampas kelapa parut dengan proses fermentasi menggunakan ragi tempe Rhizapus species. Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang gurih, tempe berwarna hijau tua ini sangat disukai di daerah asalnya.
Tempe ini dapat dikonsumsi dengan cara digoreng atau dibuat masakan empis tempe bongkrek, yaitu campuran antara tempe bongkrek yang dipotong dadu dengan pete.
Namun, perlu sedikit kehati-hatian jika ingin mengonsumsi tempe ini. Pasalnya tempe bongkrek bisa menyebabkan keracunan. Penyebab munculnya racun pada tempe bongkrek adalah bakteri Pseudomonas cocovenenans. Bakteri ini menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin.
Asam bongkrek memiliki wujud tak berwarna, sementara toksoflavin memiliki wujud berwarna kekuningan yang dapat dilihat secara jelas jika tempe bongkrek beracun.
2. Tempe koro benguk dan tempe koro pedang
Tempe koro benguk merupakan makanan khas dari Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan pembuatnya adalah koro benguk (Mucuna pruriens) melalui fermentasi valia menggunakan ragi tempe. Sementara tempe berbahan koro pedang (Canavalia ensiformis) banyak dikonsumsi oleh masyarakat Trenggalek, Jawa Timur.
Kedua jenis biji koro tersebut ukurannya lebih besar dari biji kedelai. Koro merupakan jenis kacang-kacangan lokal yang memiliki beragam varietas dan biasa digunakan sebagai bahan pembuat tempe.
3. Tempe gembus
Tempe gembus terbuat dari ampas tahu. Jenis tempe ini banyak dikonsumsi masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa. Rasanya gurih dengan tekstur yang empuk.
Biasanya tempe gembus diolah menjadi tempe goreng atau sebagai bahan tambahan masakan lainnya. Olahan yang cukup terkenal dari tempe gembus ini adalah sate kere, yakni olahan tempe gembus bakar dan disajikan bersama lontong dan bumbu sate.
4. Tempe bungkil
Tempe bungkil terbuat dari ampas kacang tanah tanah. Tempe dengan cita rasa gurih ini populer di daerah Jawa timur, khususnya Malang.
5. Tempe menjes
Tempe khas Malang ini terbuat terbuat dari ampas tahu dan ampas tempe yang difermentasi lalu dipadatkan hingga berbentuk serupa tempe pada umumnya. Warga Malang mengenal dua jenis menjes, yaitu menjes kacang dan menjes gombal.
Menjes kacang, teksturnya kasar, terbuat dari kedelai hitam atau ampas tempe. Dalam proses pembuatannya, ada pula yang menggunakan campuran kacang dan kedelai, serat singkong, serta bungkil kedelai.
Adapun menjes gombal bertekstur lebih halus. Biasanya terbuat dari ampas pembuatan tahu. Jenis tempe ini serupa dengan tempe gembus yang dikenal di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
6. Tempe lupin
Tempe lupin menggunakan bahan baku kacang-kacangan dari Australia. Meskipun bahan bakunya berasal dari Australia, namun tempe lupin terkenal di daerah Malang. Rasa tempe ini sedikit asam dan memiliki tekstur yang agak lengket.
7. Tempe kecipir
Tempe kecipir banyak ditemukan di wilayah Tulungagung, Jawa Timur. Tanaman kecipir tumbuh subur di sana sehingga masyarakat setempat banyak memanfaatkannya. Salah satunya sebagai bahan baku pembuatan tempe.
8. Tempe lamtoro
Lamtoro atau petai cina ternyata juga bisa menjadi bahan baku tempe. Tempe lamtoro biasanya dimasak dengan cara digoreng tepung atau dimasak bersama sayur dan santan kelapa.
9. Tempe kacang hijau dan kacang merah
Jenis tempe ini berasal dari Yogyakarta. Rasa dan kandungan gizi dari tempe kacang hijau dan kacang merah tidak berbeda jauh dengan tempe kedelai. Tempe ini juga mudah diolah. Bisa direbus, digoreng, ataupun diorek.
10. Tempe munggur
Tempe munggur merupakan jenis tempe yang berasal dari biji munggur. Jenis tempe ini berasal dari Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
11. Tempe karang katok
Tempe kara katok berasal dari fermentasi kacang lima. Jenis tempe ini sudah jarang ditemukan di Indonesia.
12. Tempe karet
Tempe karet bisa ditemui di wilayah Sragen, Jawa Tengah. Tempe ini berasal dari biji karet yang memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada kedelai. Keunggulan lainnya, tempe karet bisa disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama, yakni sekitar 2 minggu.
13. Tempe gude
Jenis kacang lain yang digunakan di dalam pembuatan tempe adalah kacang gude. Tempe gude memiliki kandungan gizi yang relatif hampir sama dengan tempe kedelai. Karena gizinya yang baik ini, tempe gude bisa diolah menjadi makanan pendamping ASI.
14. Tempe daun singkong
Tempe daun singkong merupakan tempe yang dipopulerkan oleh Universitas Andalas Padang (Sumatera Barat). Sekaligus juga mendapatkan review dari salah satu majalah flora dan fauna ternama di Indonesia.
Karena berasal dari daun singkong, tempe ini memiliki warna hijau yang berbeda dari tempe kebanyakan. Meski demikian, tempe ini memiliki cita rasa yang lezat jika sudah digoreng dan dimakan dengan menu gulai.