1001indonesia.net – A.T. Mahmud atau Abdullah Totong Mahmud (1930-2010) dikenal sebagai maestro pencipta lagu anak-anak. Selama hidupnya, sekitar 500 lagu anak-anak telah ia ciptakan. Lagu-lagu ciptaannya sangat populer dan sebagian menjadi lagu abadi bagi anak-anak.
Masyarakat menghargai lagu ciptaan A.T. Mahmud karena mendidik dan sesuai dengan psikologi anak. Atas jasanya dalam bidang pendidikan dan penciptaan lagu anak-anak, ia mendapatkan penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI. Di hari tuanya, ia aktif memberi penyuluhan kepada guru-guru TK mengenai pentingnya lagu anak bagi pendidikan.
A.T. Mahmud bernama asli Masagus Abdullah Mahmud. Ketertarikan Pria asal Palembang ini terhadap musik dimulai saat ia duduk di bangku Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Metode pengajaran yang digunakan guru musiknya di HIS sangat menarik sehingga murid-murid merasa senang. Peristiwa tersebut memancing ketertarikan A.T. Mahmud yang pada dasarnya memang sudah memiliki bakat seni musik. Ia menyebut pelajaran musik di HIS tersebut sebagai kenangan yang tak terlupakan.
A.T. Mahmud kemudian belajar musik dengan intens ketika ia bertemu Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming. Ishak mengajarinya bermain gitar dan turut membimbingnya mengarang lagu. Melihat kemampuan dan bakat musik yang dimiliki A.T. Mahmud, Ishak lalu mengajaknya untuk menjadi musisi okulele dan bas dalam Orkes Ming.
Tonggak perjalanan A.T. Mahmud sebagai pengarang lagu anak-anak legendaris bermula saat ia ditugaskan di Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) di Jalan Halimun, Jakarta Selatan. Suasana tempat kerja SGTK mendorongnya untuk kembali menekuni bakat musiknya. Para siswa di SGTK mendorongnya untuk mengarang lagu. Banyak siswa sekolah tersebut yang minta dibuatkan lagu sebagai materi praktik mengajar. Lagu yang dibuatnya ternyata sangat disenangi oleh anak-anak TK. Hal itu membesarkan hatinya dan membuat ia lebih bersemangat lagi mengarang lagu.
Sejak itu, A.T. Mahmud aktif mengarang lagu. Sebagian lagunya terinspirasi oleh pengalaman nyata hidupnya. Contohnya, lagu Ambilkan Bulan Bu. Lagu ini tercipta ketika anaknya menarik tangannya, mengajaknya keluar untuk melihat bulan. Di luar, anaknya berkata, “Pa, ambilkan bulan.” Awalnya, ia bingung dengan permintaan itu. Namun, permintaan anaknya itu terus terngiang dalam dirinya. Akhirnya terciptalah lagu Ambilkan Bulan Bu.
Meski belum ada yang merekam, lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud pelan-pelan mulai dikenal luas. Ia kemudian diundang RRI untuk mengisi acara anak-anak pada sore hari. Ia menggunakan kesempatan ini untuk mengenalkan lagu-lagunya sendiri. Ia kemudian juga mengisi acara di TVRI. Lagunya menjadi populer manakala Sony Music merekamnya.
Lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud sarat dengan unsur edukasi dan sangat berguna bagi perkembangan kepribadian dan kecerdasan anak-anak. Lagu-lagu ciptaannya, seperti Anak Kambing Saya, Cicak, Bintang Kejora, Pelangi, dan Ambilkan Bulan Bu sangat terkenal dan diajarkan hampir di setiap TK di Indonesia.
Atas jasanya, A.T. Mahmud menerima beberapa penghargaan. Pada 11 Oktober 1999, ia menerima Piagam Hadiah Seni dari Pemerintah RI. Pada 27 Juni 2003, ia menerima anugerah Pendidikan Seni dari Universitas Negeri Jakarta pada acara Dies Natalis ke-39 universitas tersebut. Dan, pada 14 Agustus 2003, ia menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Megawati Sukarnoputri.
Sayang, saat ini lagu anak-anak tidak lagi mendapat perhatian yang layak. Anak-anak sekarang lebih banyak menyanyikan lagu-lagu dewasa yang tentu saja tidak sesuai dengan alam pikir mereka. Lagu-lagu itu bukan hanya tidak mendidik, bahkan mengandung bahasa yang belum pantas diucapkan oleh anak-anak.
Hal tersebut terjadi karena pertimbangan pasar menjadi pertimbangan utama dalam dunia musik saat ini. Akibatnya, lagu anak tidak lagi mendapat tempat yang memadai di dunia pertelevisian Indonesia. Padahal televisi merupakan media hiburan dan informasi utama di masyarakat Indonesia. Akhirnya, anak-anak Indonesia tak punya pilihan lain selain mendengar, melihat, dan menyanyikan lagu-lagu dewasa.
Itu sebabnya, pertumbuhan anak-anak tidak lagi alami. Anak-anak usia sekolah dasar sudah mulai tawuran, merusak fasilitas umum, merokok, bahkan ada yang depresi dan mau bunuh diri karena ditinggal pacar. Jelas itu bukan ekspresi yang secara alami dimiliki anak-anak. Itu karena anak-anak dicekoki acara-acara dewasa melalui televisi. Sementara televisi tidak memberikan ruang yang cukup untuk tontonan yang sesuai dengan umur mereka.
Jika pun ada lagu anak-anak, kualitasnya sudah merosot drastis. Lagu yang dibutuhkan anak-anak adalah lagu yang mampu membangkitkan daya imajinasi, daya berpikir, serta mengembangkan kemampuan sosial, kemampuan bahasa, dan kepekaan. Karena pertimbangan dunia musik sekarang adalah pasar, maka kualitas-kualitas tadi tidak menjadi perhatian. Yang penting lagu laku dijual. Itu sebabnya, lagu anak yang jumlahnya sedikit itu juga tidak mendidik.
Karena prihatin dengan keadaan tersebut, A.T. Mahmud sering mengunjungi daerah-daerah dan berbagai lembaga pendidikan. Secara aktif, ia memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada guru-guru TK mengenai pentingnya lagu anak bagi pendidikan usia dini. Ia juga menjelaskan karakteristik lagu-lagu yang baik dan sesuai bagi anak-anak.