Makna Filosofis Pertunjukan Tari Barong Bali

8106
Tari Barong Bali
Barong dan Rangda. Foto: dictio.id

1001indonesia.net – Tari Barong merupakan salah satu ikon tari tradisional Bali. Pertunjukan tari yang selalu diminati wisatawan ini sebenarnya merupakan ritual untuk menjaga keseimbangan antara dua hal yang saling bertentangan (Rwa Bhineda).

Tari Barong Bali merupakan tarian sakral, akan tetapi pada perkembangannya juga dijadikan sebagai tarian pertunjukan. Umumnya Tari Barong dilakukan di Pura dan menjadi bagian dari upacara adat keagamaan.

Tarian ini menggambarkan kisah peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Kebaikan disimbolkan dengan rupa Barong. Sedangkan kejahatan disimbolkan dengan wujud Rangda (raksasa). Keduanya dimainkan oleh penari yang mengenakan topeng dan kostum.

Karakter barong ditarikan oleh 2 orang laki-laki. Satu di bagian kepala dan satunya lagi dibagian ekor, sehingga terlihat seperti binatang berkaki empat.

Kata barong sendiri berasal dari kata bahruang yang berarti juga beruang, sehingga penampilan badannya besar seperti binatang beruang. Ada bermacam-macam barong, seperti barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong landung, barong blasblasan, barong ket (keket).

Sementara kata “rangda” berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bermakna janda. Makna ini sesuai asal muasal ceritanya yang mengisahkan Ratu Mahendradatta yang membalas dendam karena diasingkan Raja Dharmodayana. Mantan ratu ini lalu membalaskan sakit hatinya dengan membunuh setengah dari rakyat di kerajaan itu.

Makna filosofis

Yang menarik, perang umumnya bertujuan untuk mengalahkan musuh. Namun, dalam tarian tradisional Bali ini, peperangan antara Barong dan Rangda bukan untuk saling meniadakan, tetapi untuk mencapai keseimbangan. Rangda yang membawa bencana wabah penyakit dan kehancuran pada masyarakat harus diseimbangkan melalui pertarungan dengan Barong.

Tari Barong yang sakral ini sarat dengan filosofi. Poin penting dalam pertarungan sakral ini adalah bahwa pertarungan ini tidak ditujukan untuk menghancurkan Rangda sebagai perwujudan dari Kejahatan atau sebagai penyelamatan selamanya dari bencana yang terjadi, tetapi sebagai keseimbangan sementara pada dua kekuatan yang bertentangan demi keberlangsungan kehidupan manusia.

Artinya, Rangda dan Barong adalah dua kekuatan yang dimiliki dunia yang
meski saling berlawanan, keduanya diperlukan demi keseimbangan dunia.
Dari sudut pandang Hindu Bali, Rangda sama sucinya dengan Barong. Kebaikan dan kejahatan selalu berdampingan (Rwa Bhineda). Dua-duanya menjadi bagian dalam kehidupan manusia.

Baca juga: Reog Ponorogo, Seni Barongan Asli Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

five × three =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.