1001indonesia.net – Tari tifa Papua dan Maluku merupakan rekaman budaya dari zaman batu serta zaman berburu dan meramu. Pada masa ini, bunyi monotonik menjadi simbol yang amat mendasar.
Bunyi menjadi ekspresi dari nilai spiritual dan simbol-simbol interaksi manusia. Tifa adalah alat musik yang ditepuk bersama dengan ekspresi gerak. Tari ini juga memberikan informasi mengenai lintasan budaya Pasifik dan Oseania.
Sebagaimana tari-tari di Nusantara, ekspresi sosial amat mendasari tari tifa ini. Tari tifa ditarikan sebagai simbol kebersamaan yang dirayakan dalam bunyi dan gerak.
Ketukan kaki dan tepukan tifa memberikan isyarat dan simbol. Ada unsur kegembiraan, keramahan serta tekad di dalamnya. Tari ini digelar untuk penyambutan tamu, panen atau hasil buruan.
Tifa sendiri dibuat dengan materi kayu dan kulit binatang. Di Maluku, dikenal beberapa jenis tifa (seturut ukuran dan bunyinya), misalnya tifa dasar, tifa jekir, tifa jekir potong, tifa bas.
Di Papua, masyarakat Asmat mengembangkannya bukan hanya karena bunyinya, melainkan ukiran serta simbol totem yang diciptakan di tifa tersebut.
Tari tifa tak sekadar wahana mengekspresikan diri lewat musik dan sebagai simbol komunitas, lebih dari itu tifa memberikan nilai spritualitas kepada suku-suku Papua dan Maluku.