Mider Buyut, Tradisi Mencelup Tombak Pusaka di Cirebon

2004
Tradisi Mider Buyut Cirebon
Foto: aboutcirebon.id

1001indonesia.net – Mider buyut merupakan tradisi mencelup tombak yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, setiap musim tanam rendeng atau tanam pertama ketika padi berumur dua bulan. Tradisi warisan leluhur ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Nusantara akrab dengan alam sekitar.

Saat tradisi ini dilaksanakan, para sesepuh desa dan kuwu (kepala desa) beserta sejumlah warga berpakaian hitam akan berkeliling membawa benda pusaka desa berupa tombak peninggalan Ki Buyut Kesmadi. Pusaka warisan pendiri desa tersebut hanya sekali dikeluarkan dalam satu tahun.

Warga desa akan bersiap diri di pekarangan mereka dengan wadah-wadah berisi air dan kembang tujuh rupa. Mereka menanti iringan yang membawa benda pusaka tersebut. Benda pusaka tersebut kemudian dicelupkan kepala desa ke ember setiap warga.

Air yang telah dicelup tombak pusaka tersebut dianggap bertuah sehingga menjadi rebutan warga. Mereka menggunakannya untuk menyiram badan untuk mendapat berkahnya. Ada juga yang menyiramkannya ke rumah dan kendaraan bermotor. Sisa air akan disimpan untuk disiramkan ke sawah.

Lahirnya tradisi mider buyut erat kaitannya dengan perjalanan Mbah Kuwu, pendiri Cirebon, sekitar abad ke-14. Saat itu Mbah Kuwu sedang mencari air untuk mengairi sawah warga. Saat tiba di Desa Bulak, ia mendapati sumber air melimpah berupa sumur.

Mbah Kuwu lantas meminta Ki Buyut Kesmadi, pendiri Desa Bulak, untuk menjaga sumber air itu. Ki Buyut Kesmadi yang dikenal warga sebagai Ki Gede Bulak pun menjaga sumber air dengan tombaknya. Mider Buyut yang berarti mengiring pusaka keliling desa diadakan setiap tahun untuk mengenang jasa Ki Gede Bulak yang telah menjaga sumber air ini.

Selain mengenang jasa Ki Buyut Kesmadi menjaga sumber air, mider buyut menjadi simbol kesetiaan warga Desa Bulak untuk menjaga kelestarian alam. Tradisi ini juga menjadi wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Air menjadi simbol berkah Yang Maha Kuasa. Mengguyurkan air ke tubuh dan juga lahan pertanian menjadi simbol harapan untuk mendapatkan kesehatan dan berkah panen yang cukup.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

4 × one =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.